Menulis artikel bisa kita bilang sudah jadi “makanan sehari-hari” content writer. Tugas utama mereka adalah menyajikan artikel yang berkualitas dan bisa menjawab kebutuhan audiens.
Tapi, namanya juga manusia – gak akan pernah luput dari kesalahan. Begitu pun seorang content writer – mereka bisa jadi melakukan kesalahan saat bekerja.
Namun, sebagai content writer, sudah sepatutnya mencegah kesalahan tersebut agar gak terlalu banyak dan sering kita lakukan.
Kira-kira, apa saja kesalahan menulis artikel yang paling sering content writer lakukan?
Apa solusi dari tiap kesalahan tersebut agar bisa dicegah?
Belajar Apa Kita Hari Ini?
- 1 12 Kesalahan Menulis Artikel dan Solusinya
- 1.1 1. Judul Gak Menarik
- 1.2 2. Nulis Tanpa Memahami Audiens
- 1.3 3. Gak Punya Brief yang Jelas
- 1.4 4. Alur Pembahasan Gak Ngalir
- 1.5 5. Tulisan Terlalu Bertele-tele
- 1.6 6. Paragraf Terlalu Panjang
- 1.7 7. Gaya Tulisan yang Gak Konsisten
- 1.8 8. Artikel Gak Unik
- 1.9 9. Salah Ejaan ataupun Tanda Baca
- 1.10 10. Gak Ada Penutup
- 1.11 11. Terindikasi Plagiat
- 1.12 12. Gak SEO-friendly
- 2 Yuk, Cegah Kesalahan Menulis Artikel!
- 3 Frequently Asked Questions (FAQ)
12 Kesalahan Menulis Artikel dan Solusinya
Berikut adalah 12 kesalahan menulis artikel yang paling umum dilakukan oleh seorang content writer beserta solusinya. Apa saja?
1. Judul Gak Menarik
Kesalahan pertama yang kerap content writer lakukan saat menulis adalah membuat judul yang gak menarik.
Gak menarik ini maksudnya bisa beragam – biasanya terlalu mainstream dan gak ngasi nilai tambahan di judulnya.
Biasanya kalau dianggap mainstream, audiens pun ngerasa gak akan dapat manfaat tambahan saat baca artikelmu.
“Ah, paling informasinya sama kaya artikel lain yang aku baca”
Kurang lebih kaya gitu isi pikiran audiens saat baca judul artikel yang terlalu mainstream.
Solusi:
Bikin judul yang menarik emang gak gampang. Kamu perlu seni copywriting dan latihan dengan rutin.
Cara terbaiknya adalah kamu bisa ngasi kesan unik ataupun mengandung power word di dalamnya.
Lebih mudahnya, kamu bisa pakai formula 4U untuk bikin judul – useful, ultra-spesific, urgent, dan unique.
2. Nulis Tanpa Memahami Audiens
Prinsipnya, artikel yang kita tulis itu ditujukan untuk audiens/manusia. So, penting banget untuk mastiin kalau tulisanmu sesuai dengan kebutuhan target audiens.
Nulis artikel tanpa paham siapa audiensmu itu kesalahan yang fatal banget. Pada akhirnya, artikelmu pun dianggap gak relevan dan audiens gak akan datang ke websitemu.
Solusi:
Kamu bisa cari tahu seperti apa gambaran target audiens yang sekiranya nyari artikelmu.
Misal, kalau kamu punya website dengan topik digital marketing. Kira-kira, orang seperti apa yang nyari dan butuh artikel dengan topik tersebut?
Nah, kamu harus paham itu.
Apa kebutuhan mereka, gimana gaya komunikasi mereka , dan sebagainya. Itu semua harus kamu pertimbangkan.
3. Gak Punya Brief yang Jelas
Artikel yang berkualitas adalah artikel yang ditulis dengan riset dan perencanaan yang matang. Maka dari itu, brief punya posisi yang penting banget di sini.
Brief itu ibaratnya seperti “rambu-rambu” bagi content writer saat nulis artikel.
Di dalamnya berisi topik yang dibahas, kerangka ide artikelnya, kedalaman topik, hingga hal-hal yang sifatnya teknis (ukuran font, format, jumlah kata, dan lainnya).
Nah, gak punya brief yang jelas artinya kamu nulis tanpa arahan yang jelas. Akibatnya apa?
Endingnya, artikelmu pun bisa jadi alur dan kedalaman topiknya gak jelas, dan bahkan pembahasannya pun berisiko OOT (out of topic) dan terlalu melebar ke mana-mana.
Solusi:
Solusinya yaitu dengan bikin brief artikel yang jelas dan lengkap – mencakup topik, outline, pembahasan CTA, dan hal teknis).
Kamu bisa belajar gimana caranya bikin brief artikel yang bagus lewat artikel AndiLearn di bawah ini:
4. Alur Pembahasan Gak Ngalir
Kesalahan menulis artikel berikutnya adalah alur pembahasan di dalam artikel gak ngalir, sehingga artikel pun gak enak dibaca.
Artikel pun ketika dibaca akan terkesan pembasannya loncat-loncat dan sulit dipahami.
Solusi:
Buat artikel seolah-olah kamu ngomong sama orang yang mau kamu ajak sharing.
Nulis artikel dengan mindset seperti itu bisa membantumu buat artikel dengan alur yang lebih ngalir dan alami.
Selain itu, memiliki brief artikel yang bagus dan lengkap juga sama pentingnya.
5. Tulisan Terlalu Bertele-tele
Nah, kesalahan ini cukup sering penulis lihat dilakukan oleh banyak content writer di luar sana – tulisannya terlalu bertele-tele.
Penyebab utamanya adalah penggunaan bahasa yang gak efektif ataupun kalimat yang muter-muter dulu sebelum masuk ke inti.
Ini terjadi karena artikel gak dicek ulang setelah ditulis.
Selain itu, alasan yang sering terjadi yaitu karena content writer ngejar setoran jumlah kata minimal (sering dilakukan sama freelance).
Misalnya, disuruh nulis artikel minimal seribu kata. Tapi setelah dibuat sampai selesai baru 800 kata. Nah, 200nya diisi kata-kata ngalor-ngidul yang gak nambah value apapun di artikelnya.
Kenapa penulis tau? Ya, karena penulis pernah di posisi freelance.
Kalau di kondisi itu, antara buat tulisan yang bertele-tele atau nambah pembahasan yang agak melebar dari inti – yang mana ujung-ujungnya ngorbanin kualitas artikel.
Kenalan dengan SEO Specialist – Tugas, Skill, hingga Jenjang Karir
Solusi:
Buat artikel sesuai dengan outline dan kedalaman topik yang ada di brief.
Kalau kamu freelance dan tiap artikelnya dipatok jumlah kata minimal, sebisa mungkin coba tambah pembahasan yang masih ada valuenya untuk pembaca.
Misal, kamu nulis artikel tentang “tips liburan hemat” dan awalnya kamu ngasi 10 tips. Nah, coba kamu tambahkan beberapa tips tambahan lagi yang unik dan ngasi value.
Kamu bisa cari tambahan tersebut dengan cara riset lebih banyak artikel. Siapa tahu, kamu bisa nambah jumlah kata agar sesuai batas minimal.
6. Paragraf Terlalu Panjang
Membuat paragraf yang terlalu panjang adalah kesalahan menulis artikel yang penulis sering temukan.
Kamu pasti sering nemuin artikel yang paragrafnya sampai empat baris atau lebih, bukan?
Artikel yang terlalu panjang lebih membosankan untuk dibaca, sehingga audiens pun gak betah.
Solusi:
Kalau kamu nulis, maksimal panjangnya 2,5 baris (garis 1 dan 2 full, garis 3 maksimal setengah).
Audiens lebih enak dan gampang baca paragraf pendek, sehingga mereka pun betah.
Coba kamu lihat semua artikel di AndiLearn. Gak ada satupun yang pakai paragraf panjang.
7. Gaya Tulisan yang Gak Konsisten
Artikel adalah salah satu media untuk nunjukkin identias website. Jadi, gaya tulisan yang konsisten pun juga penting.
Mungkin terdengar remeh. Tapi, hal sesederhana gaya tulisan yang konsisten bisa ngebentuk karakteristik unik websitemu di benak audiens
Solusi:
Biasakan untuk nulis dengan diksi/pilihan kata yang konsisten. Misal, di AndiLearn. Di sini kamu pasti nemu tulisan “gak” daripada “tidak”.
Sekalipun pake kata “tidak” pun, itu biasanya kamu bisa nemu di kalimat yang bentuknya “…. atau tidak”. Alasannya simpel – lebih enak didengar.
Selain itu, kamu bisa cek ulang artikelmu sebelum publish untuk mastiin gaya tulisannya sudah konsisten.
8. Artikel Gak Unik
Audiens selalu punya ekspetasi untuk nemuin jawaban yang unik di tiap artikel. Jadi, kamu juga harus bisa menyediakan informasi yang lebih berbobot dan unik ketimbang artikel lain.
Solusi:
Riset beberapa artikel yang sesuai dengan topik yang mau kamu angkat. Biasanya, ada saja pembahasan yang dibahas di artikel satu, tapi gak dibahas di artikel lainnya.
Nah, kamu bisa menggabungkan pembahasan dari beberapa artikel tersebut untuk kamu jadikan pembahasan di satu artikelmu.
Selain itu, faktor pengalaman pribadi juga penting. Kalau memungkinkan, tambahkan juga unsur pengalaman pribadi di dalam artikelmu agar lebih unik dan valuable lagi.
9. Salah Ejaan ataupun Tanda Baca
Ejaan ataupun tanda baca yang salah mungkin keliatannya kecil, tapi dampaknya besar bagi kualitas sebuah artikel.
Artikel yang banyak typo hingga penggunaan tanda baca yang salah bisa bikin audiens bingung saat membaca.
Solusi:
Cek lagi artikelmu sebelum publish untuk menghindari adanya typo ataupun tanda baca yang salah.
Selain itu, pastikan untuk tahu fungsi tanda baca.
10. Gak Ada Penutup
Artikel yang baik sebaiknya ada bagian penutup. Bagian ini bisa jadi penyegar bagi audiens setelah baca artikel yang panjang.
Audiens bisa refresh kembali apa yang mereka sudah baca dan pahami di sepanjang artikel. Selain itu, bisa juga ditambahkan lesson learned di akhir.
Nah, artikel yang gak ada penutupnya itu terkesan “gantung” di mata audiens. Ibaratnya, artikel seperti sudah selesai begitu saja di tengah jalan.
Solusi:
Buatkan penutup tiap kamu bikin artikel. Isi ringkasan dan kesimpulan dari keseluruhan pembahasan artikelmu.
11. Terindikasi Plagiat
Kesalahan menulis artikel terbesar adalah kalau artikelmu terindikasi plagiarisme.
Kamu boleh banget bilang ini adalah hal paling haram yang seorang content writer lakukan. Plagiarisme ini ibarat sama seperti perilaku mencuri.
Solusi:
Solusinya cuma satu – tobat!
Kamu harus tahu kalau plagiarisme itu tindakan yang salah. Buatlah artikel dengan hasil usahamu sendiri. Use your head!
4 Aplikasi Cek Plagiarisme Gratis – Buat Konten 100% Original!
12. Gak SEO-friendly
Suatu hal yang sangat disayangkan kalau artikelmu gak SEO-friendly. Artikel yang sudah SEO-friendly lebih mudah ditemukan oleh audiens dan bisa nambah traffic website.
Apalagi kalau kamu nulis buat website suatu brand. Nulis artikel yang SEO-friendly sudah jadi hal wajib.
Solusi:
Nulis artikel SEO-friendly beda banget kaya journaling yang biasa sebagian blogger lakukan.
Tulis artikel yang memang sesuai dengan kebutuhan penulis (sama seperti yang kita bahas di poin kedua). Riset apa saja yang audiens butuhkan di niche websitemu.
Selain itu, optimasi juga beberapa elemen seperti heading, internal linking, backlink, hingga meta description agar mesin pencari paham tentang artikelmu.
Gak terlalu banyak hal teknis dari segi konten. Hal terpenting adalah nulis untuk audiens, bukan untuk diri sendiri.
Yuk, Cegah Kesalahan Menulis Artikel!
Kesalahan menulis artikel memang sudah jadi bagian dari pekerjaan seorang content writer. Ya, namanya juga manusia~
Penulis pun pasti pernah melakukan kesalahan saat nulis artikel
Tapi, itu gak bisa kita jadikan alasan juga untuk membiasakan kesalahan tersebut. Kita bisa mencegahnya dengan lebih paham apa saja kesalahan nulis artikel.
Mungkin kamu kadang-kadang boleh salah di hal kecil kaya typo, salah tanda baca, judul gak menarik karena ide mentok, atau alur pembahasan gak terlalu ngalir karena kamu jenuh.
Tapi, kesalahan seperti gak punya brief yang jelas dan plagiarisme itu kesalahan tanpa toleransi. Dua contoh tersebut kamu gak boleh lakukan sama sekali.
Yuk, cegah kesalahan menulis artikel!
Frequently Asked Questions (FAQ)
Gmana cara menghindari struktur artikel yang berantakan?
Gunakan outline sebelum mulai menulis, pastikan ada pembukaan, isi, dan penutup yang jelas, serta gunakan subheading agar artikel lebih mudah dipahami.
Apa akibat dari tidak adanya editing dalam artikel?
Artikel yang tidak diedit berisiko memiliki typo, kesalahan tata bahasa, dan alur yang kurang jelas, yang dapat menurunkan kualitas tulisan.
Referensi
https://whello.id/tips-digital-marketing/kesalahan-menulis-artikel/
https://youngontop.com/10-kesalahan-fatal-dalam-menulis-artikel-yang-harus-dihindari/
https://www.prizecontent.com/blog/10-mistakes-to-avoid-when-writing-content
https://zapier.com/blog/writing-mistakes/