Salah satu kendala terbesar yang dirasakan oleh content creator saat buat konten adalah bingung nentuin isi kontennya.
Nah, kamu sendiri pernah ngerasain hal itu?
Kalau kamu sering ngerasa bingung mulai bikin konten dari mana dan nentuin isi kontennya apa saja, kamu perlu tahu yang namanya content brief.
Content brief ini bisa jadi penyelamatmu saat bikin konten dalam bentuk apapun – video, artikel, hingga carousel di media sosial.
Penasaran?
Yuk, langsung saja kita bahas!
Belajar Apa Kita Hari Ini?
Apa Itu Content Brief?
Content brief adalah panduan singkat yang berisi apapun yang kamu perlukan untuk bikin sebuah konten – judul, apa saja yang dibahas, ketentuan, hingga referensi.
Kalau kita analogikan, content brief ini ibarat guideline atau buku panduan yang ngebantu kamu dalam bikin konten.
Panduan ini bisa kamu pakai untuk bikin semua jenis konten, apa saja?
- Video pendek – video Tiktok, reels, YouTube shorts, dan lain-lain.
- Video panjang – video YouTube.
- Artikel blog.
- Konten media sosial – carousel, thread, dan caption.
- Newsletter.
- Sinear (podcast).
Manfaat Content Brief
Content brief ini penting banget buat seorang content creator. Apapun konten yang ingin kamu buat, proses buatnya jauh lebih gampang dan terarah kalau ada panduannya.
Berikut adalah penjelasan lengkap tentang manfaat content brief dalam proses buat konten:
1. Meningkatkan Kualitas Konten
Manfaat pertama dari manfaatin content brief adalah bisa ningkatin kualitas konten yang kamu buat.
Saat bikin panduan, kamu perlu mastiin apa saja pembahasan yang akan ada di kontenmu beserta alasannya. Jadi, kamu gak akan bikin konten yang isinya asal-asalan.
Dalam content brief juga berisi panduan seperti target audiens, jenis call to action, gaya penyampaian, panjang konten, hingga kata sapaan ke audiens – semua lengkap!
2. Efisiensi Waktu
Manfaat kedua yaitu efisiensi waktu. Kalau kamu punya panduan sejak awal, kamu pun gak bisa langsung tahu apa saja yang harus kamu buat untuk kontenmu.
Jadi, kamu gak akan bingung mulai konten dari mana ataupun nentuin isi konten. Ini ngaruh banget ke efisiensi waktu dalam bikin konten.
3. Memastikan Konten Selesai Tepat Waktu
Selain panduan mengenai konten itu sendiri, content brief juga berisi deadline dalam nyelesaiin konten tersebut.
Nentuin deadline ini penting agar kamu tahu prioritas konten yang kamu buat.
Selain itu, deadline juga berperan sebagai reminder kapan konten harus selesai, jadi kamu bisa kelarin kontenmu tepat waktu.
Apa Saja Isi dari Content Brief?
Berikut adalah hal yang harus ada di dalam content brief agar bisa membantu proses pembuatan kontenmu dengan maksimal, antara lain:
1. Goal Konten
Hal pertama yang harus ada yaitu goal atau tujuan dari pembuatan konten. Ini penting banget karena jelasin kenapa kamu harus bikin konten tersebut.
Misalnya, ningkatin kesadaran terhadap brand, naikin leads, atau naikin sales.
Nah, dengan bikin goal konten, content creator bisa tahu search intent audiens dan bentuk konten yang harus dibuat – edukasi, review, testimoni, atau mungkin landing page penjualan.
2. Target Audiens
Target audiens adalah informasi yang harus ada dalam panduan pembuatan konten.
Kamu harus kenal dulu siapa target audiensmu sebelum bikin konten. Tujuannya agar konten yang kamu sajikan nyambung dan sesuai kebutuhan mereka.
Beberapa hal yang perlu kamu tahu seperti umur, latar pendidikan, pain points, asal daerah, dan lain sebagainya.
Ibarat kamu mau deketin gebetan, ya harus kenal dulu dong biar nyambung dan tahu gimana cara ngobrolnya.
Nah, hal itu juga berlaku ke target audiens.
3. Pesan Utama
Kalau ini sudah jelas banget, ya. Pesan utama adalah hal wajib dalam content pillar.
Bagian ini jelasin apa topik yang akan kamu bahas, informasi yang harus ada, dan data yang harus dimasukkin ke konten.
Dalam konteks artikel SEO, pesan utama ini juga termasuk seed keyword apa yang kamu pakai.
4. Struktur dan Format Konten
Struktur dan format konten juga hal yang harus ada di dalam brief. Format ini jelasin apakah konten dibuat dalam bentuk video, audio, artikel, atau infografis.
Nah, kalau struktur itu simpelnya lebih ke intro, isi, dan kesimpulan.
Selain struktur artikel, kamu juga harus memerhatikan pembuatan outline yang meliputi pembagian sub bab (H2), anak dari sub bab (H3), dan seterusnya.
5. Tone of Voice
Maksud dari tone of voice ini adalah gaya komunikasi yang kamu pakai di konten. Gaya komunikasinya bervariasi – formal, casual, akademis, sampai bahasa gaul campur bahasa Inggris juga bisa.
Tone of voice ini ditentuin dari siapa target audiens yang kamu tuju. Tiap target audiens punya tone yang berbeda pula.
Misal, audiens berusia 20an awal tentu gaya komunikasinya beda sama audiens umur 40an tahun.
6. Call to Action
Informasi mengenai call to action (CTA) juga harus ada di dalam content brief. Info CTA ini meliputi ke mana kamu mau arahkan audiens – baca artikel, beli produk, hingga langganan newsletter.
7. Panduan Branding
Panduan branding ini tujuannya agar kontenmu unik dan bisa mencerminkan branding dari perusahaanmu.
Ada banyak hal yang bisa termasuk panduan branding – misalnya seperti pemilihan font, warna, hingga sapaan khusus ke audiens (kalau punya).
8. Timeline
Timeline atau tanggal deadline harus ada di content brief agar kamu punya panduan kapan konten harus diselesaikan.
Deadline ini akan jadi reminder dan bikin proses pembuatan konten lebih disiplin.
9. Indikator Keberhasilan Konten
Indikator keberhasilan konten adalah hal yang ada pada panduan. Konten dengan goal yang berbeda tentu punya tujuan yang beda pula.
Misalnya, jumlah likes, share, jumlah leads yang datang, hingga jumlah transaksi per hari.
10. Informasi Tambahan
Info terakhir yang bisa ada pada panduan adalah informasi tambahan. Bagian ini fungsinya agar kamu bisa ngasi info selengkap mungkin yang bisa membantu proses pembuatan konten.
Contohnya seperti penanggungjawab konten, koordinasi kerja, dan lain sebagainya.
Contoh Content Brief
Tiap jenis konten punya bentuk atau isi content brief yang berbeda, menyesuaikan dengan kebutuhan. Nah, berikut adalah contohnya:
1. Content Brief untuk Artikel SEO
- Tujuan: Meningkatkan penjualan course bisnis kuliner
- Judul Artikel: 10 Tips Mudah untuk Memulai Usaha dari Rumah
- Kata Kunci: tips memulai usaha kuliner.
- Target Audiens: Mahasiswa yang ingin mencari penghasilan dan berwirausaha.
- Outline Artikel:
- Intro
- Peluang Usaha Kuliner dari Rumah
- 10 Tips Memulai Usaha Kuliner dari Rumah
- Contoh Usaha Kuliner di Rumah
- Siap Memulai Usaha Kuliner dari Rumah? (Kesimpulan)
- Tone: Informal
- Catatan Tambahan:
- Jumlah kata: 1000 kata.
- Gunakan subheading H2 dan H3.
- Gunakan gambar yang relevan.
- Tambahkan CTA di akhir artikel yang berisi arahan untuk membeli course bisnis kuliner.
2. Content Brief untuk Video
- Tujuan: Meningkatkan brand awareness dan engagement.
- Judul Video: 5 Ciri-ciri CV yang Bagus
- Target Audiens: Fresh graduates dan jobseekers.
- Outline Video:
- Intro (30 detik)
- Kenapa CV Penting (30 detik)
- 5 Ciri-ciri CV yang bagus (3 menit)
- Contoh format CV yang bagus (1 menit 30 detik)
- Penutup (30 detik)
- Tone: Informal
- Catatan Tambahan:
- Gunakan visual dan animasi yang menarik.
- Sertakan call to action di bagian akhir video untuk share dan subscribe.
3. Content Brief untuk Carousel Media Sosial
- Tujuan: Meningkatkan engagement.
- Judul Carousel: Awas! Ini Dia Tanda-tanda Kasurmu Banyak Tungau
- Target Audiens: Pemilik rumah, penghuni kos, dan pemilik penginapan.
- Outline Carousel:
- Judul (slide 1).
- Intro (slide 2).
- Tanda-tanda kasur banyak tungau (slide 3-8)
- Solusi (slide 9)
- CTA (slide 10)
- Tone: Informal
- Catatan Tambahan:
- Gunakan visual yang menarik.
- Gunakan CTA untuk mengajak pembaca like dan follow akun.
- Buat caption hanya satu kalimat.
- Gunakan minimal 3 hastag yang relevan.
Di Balik Konten yang Terukur, Ada Content Brief yang Terstruktur
Membuat konten adalah proses yang cukup panjang dan menantang bagi banyak content creator.
Bahkan, sering kali content creator mengalami kendala karena gak tahu harus mulai dari mana dan apa yang harus ada di dalam kontennya.
Nah, adanya content brief bisa membantu content creator agar bisa bikin konten yang lebih terukur dan berkualitas.
Adanya panduan ini bisa menghemat waktu hingga ningkatin kualitas konten secara keseluruhan. Apalagi, content brief bisa dipakai untuk bikin konten dalam bentuk apapun.
Jadi, sebelum kamu eksekusi proses pembuatan konten, lebih baik kamu pastikan dulu sudah punya content brief, ya!
Frequently Asked Questions (FAQ)
Apa saja elemen yang harus ada dalam content brief?
Beberapa elemen penting yang harus ada dalam content brief meliputi goal konten, target audiens, pesan utama, struktur dan format konten, tone of voice, call to action, panduan branding, timeline, indikator keberhasilan konten, dan informasi tambahan yang relevan.
Bagaimana cara membuat content brief untuk artikel SEO?
Untuk membuat content brief untuk artikel SEO, kamu harus menentukan tujuan konten, judul artikel, target audiens, dan semua hal yang seharusnya ada pada content brief.
Apakah content brief bisa digunakan untuk semua jenis konten?
Ya, content brief bisa digunakan untuk semua jenis konten, mulai dari video pendek, video panjang, artikel blog, konten media sosial (carousel, thread, caption), newsletter, hingga podcast.
Referensi
https://glints.com/id/lowongan/content-brief/
https://dibimbing.id/en/blog/detail/contoh-content-brief-beserta-penjelasan-lengkapnya
https://www.semrush.com/blog/content-brief/