“Unik” adalah salah satu hal yang membuat artikel kita berbeda dari artikel lain di luar sana. Artikel yang unik artinya artikel yang bisa ngasi value dan pengalaman yang berbeda ke pembaca.
Gak cuma dari segi kedalaman informasi, keunikan sebuah artikel juga dipengaruhi banget sama yang namanya gaya penulisan.
Ya, sama halnya seperti gaya bicara – tiap orang pun juga bisa punya gaya menulisnya sendiri-sendiri. Inilah yang bisa bikin pembaca “terhubung” secara emosional dengan si penulis.
Nah, di artikel ini kita akan bahas apa saja gaya penulisan yang bisa seorang penulis miliki. Selain itu, kita juga akan bahas apakah kita bisa mengadopsi gaya penulisan lain atau tidak.
Ya sudah, tanpa berlama-lama lagi, yuk kita bahas!
Belajar Apa Kita Hari Ini?
Gimana Gaya Penulisan Bisa Terbentuk?
Sebelum kita bahas apa saja gaya penulisan yang ada, kita bahas dulu hal yang lebih mendasar…
“Gimana gaya penulisan seorang penulis bisa terbentuk?”
Karena faktanya, setiap orang bisa punya gaya penulisan yang berbeda. Meskipun tone of voicenya mirip, tetap saja tulisan dari dua orang yang beda akan punya keunikannya sendiri-sendiri.
Sebetulnya, faktor yang memengaruhi gaya penulisan seseorang mirip seperti faktor yang memengaruhi gaya bicara. Apa saja?
1. Pemilihan Kata atau Diksi
Pemilihan kata atau diksi adalah salah satu faktor terbesar yang nentuin gaya penulisan seseorang.
Kata yang kita pakai sebetulnya punya kemampuan untuk menggerakkan emosi pembaca.
Kita ambil contoh di Bahasa Indonesia – ada banyak banget contoh kata yang punya sinonim yang beragam. Nah, tiap sinonim ini pun bisa ngasi kesan emosi yang beda-beda pula.
2. Struktur
Selain dari segi kata, struktur kalimat dan paragraf pun juga ngaruh ke gaya penulisan seseorang.
Perbedaan struktur ini bisa ngasi kesan apakah kalimatmu bersifat to the point atau dramatis.
Misal, kita ambil contoh dua kalimat di bawah:
- Nyamuk membunuh lebih banyak manusia daripada ular.
- Ular membunuh lebih sedikit manusia daripada nyamuk.
Sudah lihat bedanya dua kalimat di atas?
Ya, maknanya sama saja sebetulnya. Tapi, contoh pertama terkesan lebih to the point dan contoh kedua terkwsan lebih dramatis.
Selain itu, kita juga bisa lihat dari panjang paragraf. Ada orang yang nulis paragraf panjang-panjang, ada juga yang lebih pendek.
Tulisan dengan paragraf lebih panjang terkesan lebih “padat” di mata pembaca karena mereka perlu fokus untuk membaca paragraf yang penjang tersebut.
Beda halnya dengan paragraf pendek yang ngasi kesan lebih santai.
3. Pemanfaatan Tanda Baca
Kita tahu kalau penggunaan tanda baca itu ada aturannya. Termasuk di Bahasa Indonesia. Tapi, tanda baca sebetulnya juga bisa ngaruh ke gaya nulis seseorang.
Memang, ada banyak penulis yang lebih memilih ikut aturan penggunaan tanda baca. Tapi, ada juga penulis lain yang gak terlalu peduli dengan hal itu – biasanya yang nulis dengan kesan informal.
Tanda baca ini ngaruh ke tempo dan ritme pembaca saat baca tulisanmu. Tanda baca bisa ngasi tanda kapan untuk stop hingga ngaruh ke nada baca.
4 Gaya Penulsian
Secara umum, ada empat gaya penulisan yang dimiliki oleh penulis. Apa saja?
1. Gaya Deskriptif
Gaya deskriptif adalah gaya nulis yang dipakai untuk menjelaskan suatu peristiwa, objek, ataupun tempat secara detail.
Penulis pakai gaya ini agar pembaca bisa membayangkan hal yang dibahas secara jelas. Gaya nulis seperti ini identik dengan tulisan yang straightforward dan to the point.
Gaya penulisan ini sering kita temuin di deskripsi tentang suatu hal. Misal, kaya tulisan di Wikipedia.
2. Gaya Naratif
Gaya naratif adalah gaya penulisan yang penulis pakai untuk bercerita secara kronologis, membangun suasana atau latar, dan mengambangkan karakter.
Naratif ini punya kemiripan dengan deskriptif – menjelaskan suatu hal dengan jelas agar pembaca bisa punya gambaran tentang hal tersebut secara lengkap.
Jadi, pembaca pun ngerasa seakan-akan ngeliat peristiwa, membayangkan objek, ataupun suasana di suatu tempat secara inderawi.
Gaya nulis seperti ini sering banget dipakai seorang penulis di cerita fiksi seperti novel ataupun karya non-fiksi seperti autobiografi.
3. Gaya Argumentatif
Gaya argumentatif dipakai untuk menjelaskan argumen, sudut pandang, hingga opini penulis terhadap suatu gagasan – identik dengan kesan to the point dan formal.
Kamu sering nemuin gaya nulis ini di esai, artikel opini, ataupun pidato.
4. Gaya Ekspositoris
Gaya penulisan terakhir adalah gaya ekspositoris. Penulis sering pakai cara tulis ini untuk jelasin konsep, teori, ataupun informasi secara sistematis.
Kesan yang akan kamu dapat saat baca tulisan dengan gaya tulis seperti ini adalah logis, to the point, intelek, dan spesifik – diksi yang dipakai seringkali gak semua orang tahu.
Bisa kamu temuin di mana? Yap, di artikel ilmiah, tesis, hingga buku teks pelajaran.
Cara Melatih Gaya Penulisan Lain
Nah, setelah kita lihat apa saja empat gaya kepenulisan secara umum, kita juga bisa dapat gambaran kenapa seorang penulis gak bisa nulis semua jenis tulisan.
Misalnya, penulis yang biasa nulis artikel blog pasti butuh adaptasi kalau disuruh nulis berita. Begitu pun penulis novel disuruh nulis esai, pasti adaptasi.
Ya, karena gaya nulis seperti itu sudah tertanam dan makin terbentuk berkat jam terbang mereka saat bikin tulisan tertentu.
Nah, sekarang pertanyaannya…
“Bisa gak kita ngelatih gaya penulisan lain?”
Jawabannya, bisa!
Gimana caranya? Ada dua cara!
1. Banyak Membaca
Pertama yaitu banyak membaca teks dengan gaya penulisan yang sama seperti yang kamu mau pelajari.
Ini akan memudahkanmu untuk nemu common sense saat belajar gaya penulisan tersebut.
Selain itu, kamu juga akan tahu gimana cara nulisnya, vocabularynya, hingga diksi yang dipakai.
2. Berlatih
Cara kedua ya tentu saja berlatih – perbanyak jam terbangmu. Lewat latihan, kamu bisa mengasah kemampuan menulismu.
Tapi, kamu harus tahu kalau ngembangin gaya penulisan itu perlu waktu. Jadi, jangan lupa juga untuk sabar.
Gaya Penulisan Apa yang Jadi Favoritmu?
Kemampuan seorang penulis bisa diukur lewat kualitas tulisannya. Nah, salah satu parameter untuk nentuin kualitas tulisan yaitu gaya penulisannya.
Gaya penulisan yang unik dari seorang penulis adalah daya tawar yang gak bisa pembaca dapat di tulisan manapun, sehingga pembaca pun akan dapat pengalaman unik saat membaca.
Jadi, bisa kita bilang juga gaya nulis itu salah satu powernya seorang penulis. Gaya nulis yang unik akhirnya jadi identitas dari penulis itu sendiri.
Nah, gaya penulisan apa yang jadi favoritmu?
Frequently Asked Questions (FAQ)
Apakah seorang penulis bisa mengubah gaya penulisannya?
Bisa! Caranya dengan banyak membaca teks dengan gaya yang ingin dipelajari dan rutin berlatih menulis.
Apa saja jenis gaya penulisan yang umum digunakan?
Ada empat: deskriptif (menjelaskan detail), naratif (bercerita), argumentatif (mengutarakan pendapat), dan ekspositoris (menjelaskan konsep secara sistematis).
Referensi
https://glints.com/id/lowongan/gaya-penulisan/
https://blog.myskill.id/tips-karir/mengenal-gaya-penulisan-yang-harus-dipahami-penulis/
https://web.uri.edu/graduate-writing-center/writing-styles/
https://www.grammarly.com/blog/writing-techniques/writing-styles/