Memastikan halaman website terindeks adalah hal wajib agar kontenmu bisa muncul di mesin pencari seperti Google.
Tapi, pertanyaannya, apa bisa halaman yang awalnya sudah terindeks jadi gak terindeks?
Jawabannya, bisa! Halaman web yang sudah terindeks terus jadi gak terindeks disebut dengan deindex.
Tentu ini bukan kabar baik bagi pemilik website. Pasalnya, halaman website yang kena deindex Google akan kehilangan visibilitas dan peluang dapat traffic.
Kenapa halaman yang awalnya terindeks bisa jadi gak terindeks? Apa penyebabnya?
Pada artikel ini, kita akan memahami apa itu deindex Google – mulai dari pengertian, penyebab, hingga solusinya.
Sudah siap?
Belajar Apa Kita Hari Ini?
- 1 Apa Itu Deindex Google
- 2 Penyebab Deindex dan Solusinya
- 2.1 1. Cloaking
- 2.2 2. Konten Duplikat
- 2.3 3. Expired Domain
- 2.4 4. Website Terkena Malware
- 2.5 5. Kesalahan Konfigurasi Visibilitas
- 2.6 6. Link Building yang Gak Natural
- 2.7 7. Kualitas Konten Buruk (Keyword Stuffing dan Thin Content)
- 2.8 8. Server Down
- 2.9 9. Perubahan Algoritma Google
- 2.10 10. Kesalahan Setting Schema Markup
- 3 Apakah Konten yang Kena Deindex Bisa Pulih?
- 4 Sudah Paham Tentang Deindex Google?
- 5 Frequently Asked Questions (FAQ)
Apa Itu Deindex Google
Deindex adalah peristiwa saat mesin pencari, contohnya Google, menghapus indeks suatu halaman di SERP.
Pada sebuah website, deindex ini bisa terjadi ke satu, beberapa, hingga seluruh halaman.
Proses deindex ini bisa jadi mimpi buruk bagi pemilik website. Alasannya, proses deindex ini membuat halaman yang kena gak akan bisa ditemuin di hasil pencarian Google.
Dampaknya apa? Visibilitas turun dan kehilangan organic traffic yang potensial – seperti yang sudah sempat kita singgung di awal.
Penyebab Deindex dan Solusinya
Nah, kira-kira, apa sih yang membuat halaman kena deindex Google? Gimana solusinya?
Berikut adalah penyebab dan solusinya, antara lain:
1. Cloaking
Cloaking merupakan praktik yang mengarahkan user ke konten dengan URL yang berbeda dari yang muncul di SERP.
Misalnya, ada seorang user dari SERP yang mengklik konten kesehatan. Tapi, setelah diklik, ia justru dialihkan ke konten pornografi. Praktik ini identik dengan aksi black hat SEO.
Cloaking disebabkan oleh serangan dari peretas/hacker. Hacker menyerang situsmu agar traffic yang datang bisa teralihkan ke website mereka.
Nah, kalau situsmu kena cloaking, besar kemungkinan akan kena deindex kemudian.
Cara Mengatasi:
Kamu bisa scanning semua halaman websitemu dengan Google Search Console. Lewat cara ini, kamu bisa tahu apakah websitemu kena cloaking dari hacker atau tidak.
Kamu juga bisa memakai plugins keamanan dari WordPress untuk langkah antisipasi seperti SecuPress dan WordFence.
2. Konten Duplikat
Konten duplikat adalah salah satu penyebab umum kenapa kontenmu bisa kena deindex.
Ada dua jenis konten duplikat – dari website sendiri dan dari website luar.
Konten duplikat dari website sendiri terjadi saat kamu bikin konten yang sama persis dengan konten lain yang ada di websitemu – bisa jadi karena ingin update konten dengan URL baru.
Selain itu, isu konten duplikat ini bisa terjadi karena satu halaman bisa memiliki lebih dari 1 versi URL – URL versi aslinya disebut canonical dan URL versi lainnya disebut duplicate.
Nah, konten duplikat dari website luar terjadi karena ada seseorang yang menyalin kontenmu untuk ditaruh di websitenya (copy paste).
Cara Mengatasi:
Kalau bikin konten yang sama persis dengan konten lain di websitemu sendiri, hapus konten yang lama dan lakukan redirect 301 untuk ngarahin URL lama ke URL baru.
Nah, kalau duplikat dari website lain, ini adalah praktik yang sebaiknya kamu hindari karena Google bisa mendeteksi apakah kontenmu duplikat dari situs lain atau original.
Kalau kamu menjiplak konten dari website lain, Google akan deindex kontenmu dan websitemu pun juga akan dapat reputasi buruk di mata audiens.
3. Expired Domain
Sebuah website pasti punya masa berlakunya sendiri-sendiri. Kalau masa berlakunya gak diperpanjang, maka website akan expired dan kontennya akan kena deindex.
Cara Mengatasi:
Satu-satunya cara agar websitemu gak expired yaitu dengan memperpanjang masa berlakunya.
Lakukan pembayaran tepat waktu ke jasa hosting yang kamu pakai saat bikin website.
4. Website Terkena Malware
Website yang kena malware bisa jadi penyebab deindex konten dari Google. Malware ini bisa membahayakan audiens yang mengunjungi websitemu.
Adanya malware adalah tanda kalau websitemu gak aman. Saat user mau klik websitemu, Google akan ngasi peringatan seperti di bawah ini.

Cara Mengatasi:
Cari tahu halaman mana saja di websitemu yang kena malware. Kamu bisa pakai tool yang bernama Sucuri. Setelah kamu identifikasi, kamu bisa lakukan penghapusan file yang terinfeksi secara manual.
Selain itu, kamu juga bisa membersihkan komputer dari malware dan ganti password FTP dan cPanel.
Setelah kamu bersihin halaman yang kena malware, kamu bisa minta review ulang di Google Webmaster Tools.
Untuk pencegahan, lakukan backup data secara rutin agar kamu punya pegangan data yang gak terinfeksi malware.
5. Kesalahan Konfigurasi Visibilitas
Konfigurasi halaman adalah hal penting saat ngatur website. Di proses inilah kamu ngatur halaman mana saja yang mau kamu index.
Kadang, kesalahan bisa terjadi saat konfigurasi – misal, halaman yang harusnya kamu index, justru kamu pasang tag “noindex”.
Nah, kesalahan seperti ini bisa saja terjadi. Kalau ada halaman yang harusnya terindeks Google tapi gak terindeks, coba cek konfigurasinya.
Cara Mengatasi:
Kalau kamu nemu halaman yang harusnya terindeks tapi terpasang tag “noindex”, kamu bisa buka dashboard WordPress.
Setelah buka dashboard, pilih “Setting” > “Reading”. Terus, hilangin centang di bagian “Search Engine Visibility”.

6. Link Building yang Gak Natural
Link building yang dilakuin secara gak natural juga bisa jadi penyebab kontenmu kena deindex dari Google.
Maksud dari link building yang gak natural ini adalah backlink yang kamu dapatkan secara gak alami/spamming.
Misalnya, dari private blog network (PBN), direktori link, backlink generator, backlink redirect Google, ataupun website link farming.
Nah, kalau kamu cari backlink dengan cara tersebut secara masif dan spamming, besar banget risikonya websitemu kena penalti dan deindex.
Cara Mengatasi:
Hati-hati dengan praktik link building yang disebutkan di atas karena merupakan salah satu praktik dari black hat SEO. Besar risikonya kalau kamu gak bijak.
Selain itu, upayakan untuk dapat backlink secara natural dengan guest post, tukeran backlink dengan rekan sesama blogger, ataupun bikin konten berkualitas.
7. Kualitas Konten Buruk (Keyword Stuffing dan Thin Content)
Konten dengan kualitas buruk punya risiko tinggi kena deindex Google.
Konten berkualitas buruk ini bisa bermacam-macam – ada keyword stuffing, thin content, hingga konten yang gak menjawab search intent.
Cara Mengatasi:
Buatlah konten yang berkualitas dan sesuai dengan kebutuhan user. Tulis kontenmu dengan bahasa yang mudah dipahami dan alami.
8. Server Down
Kalau misalnya kontenmu kena deindex Google, salah satu penyebab yang mungkin bisa saja yaitu karena server hosting yang down dalam kurun waktu yang lama.
Cara Mengatasi:
Segera kasi tahu pihak penyedia hosting kalau server hosting websitemu down agar mereka bisa memperbaikinya segera.
Selain itu, kamu juga bisa memakai tools seperti Pingdom atau Uptime agar kamu bisa dapat notifikasi segera saat websitemu down.
9. Perubahan Algoritma Google
Google selalu mengupdate algoritma mesin pencarinya secara rutin. Nah, perubahan algoritma ini bisa saja bikin beberapa konten di websitemu kena deindex.
Biasanya, website yang kena deindex ini karena gak ngikutin guideline praktik SEO yang baik dari Google.
Cara Mengatasi:
Selalu update dengan algoritma Google dan terus terapkan praktik SEO yang user-first dan buatlah konten yang E-E-A-T.
10. Kesalahan Setting Schema Markup
Nah, penyebab konten kena deindex Google yang terakhir adalah kesalahan saat setting schema markup.
Schema markup yang kamu pakai untuk kontenmu harus sesuai dengan isinya.
Misal, halaman artikel pakai schema markup harga dan rating bintang yang harusnya untuk halaman landing page produk. Nah, ini adalah praktik schema markup yang misleading.
Cara Mengatasi:
Pastikan schema markup yang kamu pakai untuk halaman website sudah sesuai dengan jenis halamannya.
Lebih lengkapnya, berikut panduan penggunaan schema markup dari Google.
Apakah Konten yang Kena Deindex Bisa Pulih?
Kalau kontenmu sempat kena deindex Google, ada sedikit kabar baik dan harapan untukmu!
Jawabannya, bisa!
Tapi… Ada syaratnya!
Apa itu?
Ada banyak kasus dimana sebuah website hanya beberapa halamannya saja yang kena deindex.
Hal ini mungkin saja terjadi meskipun websitemu baik-baik saja dan kamu sudah melakukan praktik SEO yang baik.
Gak perlu khawatir, kamu tinggal minta indexing ulang ke Google lewat GSC dan beberapa saat kemudian kontenmu akan terindeks lagi.
Tapi, kalau kasusnya adalah deindex secara total pada satu domain atau remove domain, kemungkinan besar halamanmu gak bisa diindeks ulang.
Kalau sampai kena remove domain, mau gak mau kamu harus migrasi konten dari domain lama ke domain baru. Jangan lupa juga untuk mematuhi guideline dari Google untuk praktik SEOnya.
Sudah Paham Tentang Deindex Google?
Deindex adalah peristiwa saat Google menghapus sebuah halaman dari hasil pencarian (SERP).
Ada beberapa hal yang bisa menjadi penyebab deindex Google – konten yang kurang berkualitas, konten duplikat, website down, hingga praktik black hat SEO.
Hal ini cukup umum terjadi pada sebuah website, meskipun website dan kontenmu baik-baik saja.
Kamu tinggal minta indexing ulang di GSC. Kalau kontenmu gak bermasalah, harusnya akan terindeks lagi.
Akan tetapi, kalau sampai kena remove domain, kecil banget kemungkinannya kontenmu bisa diindeks ulang.
Menerapkan strategi SEO yang user-first dan menjaga kondisi website dalam keadaan baik adalah dua hal yang bisa mengurangi kemungkinan deindex Google.
Frequently Asked Questions (FAQ)
Kenapa halaman web bisa deindex?
Halaman web bisa kena deindex Google karena berbagai alasan seperti konten duplikat, domain yang expired, malware, kesalahan konfigurasi visibilitas, kualitas konten yang buruk, server down, perubahan algoritma Google, salah setting schema markup, hingga praktik black hat SEO.
Bisakah konten yang terkena deindex dipulihkan?
Ya, konten yang terkena deindex bisa dipulihkan. Kamu bisa minta indexing ulang ke Google lewat Google Search Console. Tapi, jika seluruh domain kena remove domain, konten harus dipindahkan ke domain baru dan mematuhi guideline SEO dari Google.
Referensi
https://whello.id/tips-digital-marketing/10-penyebab-deindex-google/
https://cmlabs.co/id-id/seo-guidelines/cara-cek-deindex-google
https://www.rumahweb.com/journal/deindex-google/
https://www.niagahoster.co.id/blog/penyebab-deindex-google/