Memahami masalah dan kebutuhan konsumen adalah hal wajib dalam dunia bisnis dan marketing. Konsumen pasti datang dengan membawa problem dan kebutuhan. Nah, problem ini bisa kita sebut sebagai pain point.
Paham apa saja pain point yang calon konsumen alami penting banget agar kamu bisa menyediakan produk atau jasa yang sesuai dengan kebutuhan mereka.
Selain itu, hal ini juga bisa ngebantu kamu saat menyusun strategi bisnis.
Artikel ini akan membahas tuntas tentang pain point – pengertian, jenis, cara identifikasi, hingga cara menyelesaikannya.
Tanpa berlama-lama lagi, yuk langsung saja kita bahas!
Belajar Apa Kita Hari Ini?
Apa Itu Pain Point?
Pain point adalah istilah yang merujuk pada masalah atau kesulitan yang calon konsumen alami, sehingga membutuhkan solusi untuk menyelesaikan masalahnya.
Dalam perspektif bisnis, masalah yang calon konsumen alami adalah kesempatan bagi brand untuk menyediakan solusi untuk mereka.
Pain point yang calon konsumen punya ini bisa berasal dari berbagai hal – kehidupan pribadi ataupun profesional.
Memahami pain point penting banget bagi sebuah brand karena itulah cara efektif untuk melihat celah bisnis.
Jika sebuah brand jeli dengan pain point calon konsumennya, lebih besar pula peluang brand tersebut menemukan solusinya dan menjualnya ke calon konsumen.
Tapi, ada satu fenomena unik yang terjadi di dunia pasar.
Calon konsumen akan cari solusi untuk mengatasi masalahnya kalau mereka sadar dengan masalah tersebut. Masuk akal, bukan?
Nah, faktanya, banyak calon konsumen yang sebetulnya punya masalah yang harus mereka cari solusinya. Tapi, mereka gak sadar kalau mereka punya masalah tersebut.
Tentu, hal ini membuat brand harus putar otak lebih keras agar mereka bisa tahu apa masalah yang sebenarnya calon konsumen hadapi, meskipun calon konsumennya sendiri gak sadar.
Brand harus ngebantu calon konsumen dengan masalah mereka sekaligus nawarin solusinya.
Jenis Pain Point
Pain point sendiri bisa kita lihat berdasarkan beberapa jenis, apa saja?
1. Financial Pain Point
Financial pain point adalah masalah dari calon konsumen yang berhubungan dengan finansial atau keuangan.
Misalnya seperti biaya admin, ongkos kirim yang mahal, atau produk atau jasa yang gak worth it dengan harganya.
2. Process Pain Point
Sesuai namanya, process pain point adalah masalah dari calon konsumen yang berhubungan dengan proses.
Misalnya seperti cara pembelian yang ribet, gak ada konfirmasi otomatis, dan pengisian e-form yang manual.
Brand harus memperhatikan potensi terjadinya jenis pain point yang satu ini karena bisa membuat calon konsumen gak nyaman.
Nah, calon konsumen yang gak nyaman ini bisa memengaruhi kerabatnya untuk gak beli produk/jasa dari brandmu.
3. Support Pain Point
Support pain point adalah jenis masalah dari calon konsumen yang berkaitan dengan dukungan. Maksud dari dukungan ini adalah customer support.
Contoh dari support pain point adalah respon yang lambat dari customer service ataupun calon pelanggan yang kesulitan mengakses customer service.
4. Productivity Pain Point
Productivity pain point terjadi saat konsumen terlalu banyak memakai sumber daya (tenaga ataupun waktu) untuk menikmati produk/jasa.
Penyebab utama dari masalah ini adalah cara menggunakan produk yang rumit. Jenis paint point ini sering kali bersinggungan dengan process pain point.
Contohnya yaitu pengisian e-form manual yang memakan banyak waktu.
Cara Mengetahui Pain Point dari Konsumen
1. Lakukan Riset Pasar Kualitatif
Cara pertama yaitu dengan melakukan riset pasar secara kualitatif. Maksudnya adalah melakukan pengumpulan data tentang pengalaman, kebutuhan, masalah, dan preferensi calon konsumen.
Proses pengumpulan data ini bisa kamu lakukan dengan wawancara ataupun observasi langsung. Selain itu, mengevaluasi kritik dan saran yang masuk bisa jadi langkah efektif.
2. Lakukan Riset Sales Kualitatif
Riset sales kualitatif juga bisa membantumu dalam melacak apa saja pain points yang calon konsumen hadapi.
Bedanya, riset ini ngandelin pengumpulan data dari tim sales tentang masalah dan keluhan yang sering calon konsumen hadapi selama proses penjualan.
Selain itu, masalah yang pelanggan tetap hadapi juga bisa jadi sumber informasi.
3. Dengar Keluhan Konsumen Secara Langsung
Cara ketiga yaitu mendengarkan keluhan konsumen secara langsung. Kamu bisa manfaatin banyak platform buat ngelakuin cara ini – media sosial, blog, forum, ataupun layanan kritik dan saran.
Ini adalah informasi valid mengenai apa masalah yang konsumen hadapi terkait produk atau jasa yang brandmu miliki.
4. Fitur Live Chat
Cara terakhir yaitu dengan manfaatin fitur live chat.
Sebetulnya, konsepnya sama dengan dengerin keluhan konsumen secara langsung. Tapi, fitur live chat ini punya kelebihan yaitu kamu sebagai representasi dari brand bisa ngasi masukan secara langsung.
Jadi, konsumen setidaknya bisa dapat titik terang dengan cepat – meskipun solusi yang mereka perlukan belum tentu ada saat itu juga.
Cara Mengatasi Pain Point Calon Konsumen
Sebagai brand, tentu kita juga harus punya cara untuk mengatasi pain point yang calon konsumen punya. Beberapa caranya yaitu:
1. Berkomunikasi
Cara pertama adalah komunikasikan pain point ke pelanggan secara langsung. Dengar apa yang mereka sampaikan. Kamu bisa pakai fitur live chat, kritik dan saran, serta call untuk melakukannya.
Komunikasi yang jelas juga bisa membantumu untuk paham apa yang sebenarnya konsumen butuhkan. Jadi, kamu bisa tahu permasalahan mereka dengan pasti, bukan dengan asumsi.
2. Sediakan Solusi dan Manfaatnya
Cara mengatasi pain point calon konsumen tentu saja dengan menyediakan solusi dan manfaatnya.
Sediakan solusi yang sesuai dengan pain point calon konsumen.
Contohnya seperti proses yang lebih ringkas, panduan penggunaan alat yang lebih jelas, pasang harga yang worth it, ataupun membuat produk/jasa tambahan.
3. Inovasi
Inovasi memegang peran penting dalam mencegah pain point calon konsumen. Adanya inovasi memungkinkan brand untuk menyediakan solusi yang berbeda.
Tentunya, solusi yang berbeda ini bersifat lebih efektif dan bisa nyelesaiin masalah calon konsumen dengan lebih baik.
Pahami Pain Point, Kunci Kesuksesan Sebuah Bisnis!
Konsumen adalah elemen vital dalam berjalannya suatu bisnis. Tanpa konsumen, roda bisnis gak akan bisa berputar.
Tapi, satu hal yang harus kamu ketahui adalah, calon konsumen selalu membawa masalah yang harus kamu selesaikan. Masalah tersebut bisa kita sebut sebagai pain point.
Pain point sendiri ada berbagai jenis – mulai dari yang berhubungan dengan finansial hingga produktivitas.
Kamu harus ngelakuin riset ataupun tanya langsung ke calon konsumen agar tahu masalah mereka dengan jelas.
Setelah kamu tahu apa saja masalah mereka, komunikasikan solusi yang kamu punya dan inovasikan solusi tersebut agar lebih efektif dan lebih baik dalam menyelesaikan masalah.
Frequently Asked Questions (FAQ)
Kenapa memahami pain points penting bagi bisnis?
Memahami pain points membantu bisnis mengidentifikasi peluang untuk menciptakan produk atau layanan yang menyelesaikan masalah pelanggan.
Apa saja jenis-jenis pain point?
Pain points yang meliputi: finansial, proses, dukungan, dan produktivitas.
Gimana cara mengidentifikasi pain point?
Lakukan riset pasar kualitatif (wawancara, observasi), analisis data penjualan, dengarkan feedback pelanggan, dan pakai fitur live chat.
Gimana cara mengatasi pain point?
Komunikasikan langsung dengan pelanggan, berikan solusi yang disesuaikan dengan kebutuhan spesifik mereka, dan lakukan inovasi.
Kenapa inovasi penting untuk mengatasi pain points?
Inovasi memungkinkan bisnis menghadirkan solusi unik yang mengatasi pain point dengan cara baru dan efektif.
Referensi
https://revou.co/kosakata/pain-point
https://startupstudio.id/cara-identifikasi-customer-pain-points/
https://glints.com/id/lowongan/customer-pain-point/
https://codingstudio.id/blog/customer-pain-point-adalah/