Apa Itu Domain? Pengertian, Jenis, hingga Tips Memilihnya

Apa Itu Domain? Pengertian, Jenis, hingga Tips Memilihnya

Sudah jadi rahasia umum kalau eksis secara online itu penting banget di era digital saat ini.

Nah, salah satu hal utama agar brand bisa eksis di internet secara efektif adalah dengan punya domain yang tepat.

Tetapi, apa itu domain sebenarnya? Gimana cara kerjanya, dan kenapa penting banget untuk bisnis dan individu yang mau sukses di dunia maya?

Artikel ini akan mengupas tuntas semua yang perlu kamu tahu domain – mulai dari pengertian sampai tips praktis dalam memilih nama domain.

Gak lupa juga kita akan bahas jenis-jenis domain, cara kerja, serta gimana domain bisa ngaruh ke visibilitas dan branding bisnis secara online.

Yuk, langsung saja kita mulai dengan menjawab pertanyaan dasar: apa itu domain?

Apa Itu Domain?

Domain adalah alamat unik yang dipakai untuk mengenal dan mengakses website di internet.

Bayangin aja kalau domain itu seperti alamat rumahmu di internet. Alamat tersebut memungkinkan orang lain untuk nemuin websitemu dengan mudah.

Simpelnya, domain terdiri dari dua bagian utama – nama domain dan ekstensi domain atau top-level domain (TLD).

Misalnya kita punya website dengan alamat “andilearn.com” – “andilearn” itu nama domain dan “.com” adalah ekstensi domain.

Adanya konsep domain ngebantu kita banget dalam mengingat dan mengetik alamat website.

Tanpa domain, kita harus pakai alamat IP yang terdiri dari rangkaian angka, seperti 192.168.1.1. Jelas ini ribet banget untuk kita ingat.

Sistem penamaan domain kaya sekarang atau Domain Name System (DNS) pertama kali diprakasai pada tahun 1983 oleh Paul Mockapetris.

Pada awalnya, cuma ada beberapa ekstensi domain yang tersedia seperti .com, .org, dan .net.

Seiring perkembangan, jumlah ekstensi domain telah berkembang pesat, termasuk .tech, .store, .io, dan masih banyak lagi.

Saat ini, kamu bisa bikin domain dengan ekstensi yang beragam di jasa pembuatan domain.

Domain yang sudah kamu buat nantinya akan terdaftar di organisasi ICANN (Internet Corporation of Assigned Names and Numbers).

Domain Authority – Pentingkah Metriks Ini untuk SEO?

Apa Bedanya Domain dengan URL?

Analogi domain dan URL
Designed by Freepik

Kalau kamu sadar, di dunia internet istilah domain dan URL sering banget bergantian dipakai untuk merujuk ke hal yang sama – alamat suatu website.

Apakah artinya domain dan URL itu sama saja atau ada bedanya?

Nah, ternyata ada hal yang membedakan antara domain dan URL.

Seperti yang sudah kita bahas sebelumnya, domain adalah alamat unik yang sebuah website punya di internet.

Fungsinya memang seperti alamat rumah – untuk memudahkan pengguna internet untuk mengenal dan datang ke websitemu.

Nah, kalau URL mencakup hal yang lebih luas.

Uniform Resource Locator (URL) adalah alamat yang bisa kamu pakai untuk mengakses sumber daya atau halaman tertentu di internet.

Kalau kita pakai analogi website sebagai rumah kos – domain itu alamat rumahnya saja. Nah, URL itu alamat rumah lengkap dengan keterangan kamar nomor berapa.

Simpelnya, domain itu cuma merujuk ke alamat utama yang ngasi kamu akses homepage dari website, sedangkan URL itu ngasi akses sampai ke halaman spesifik.

Apa Itu URL? – Pengertian, Fungsi, Struktur, dan Jenis

Cara Kerja Domain

Nah, sekarang mungkin kamu penasaran bagaimana cara kerja domain sehingga bisa menggantikan posisi IP address untuk mengakses website.

Jadi, kamu harus paham dulu kalo ada dua elemen yang pasti ada pada tiap website – nama domain dan server hosting.

Tiap nama domain akan ditautkan ke IP address masing-masing dan mengarah ke server tertentu. Jadi, tiap domain pasti punya IP addressnya masing-masing.

Hal  ini bisa dijelaskan lewat konsep DNS, atau Domain Name System.

DNS adalah sebuah sistem yang fungsinya menerjemahkan nama domain jadi IP address yang bisa dipahami oleh komputer.

Ibaratnya, DNS ini seperti buku telepon internet – mengubah nama domain seperti “andilearn.com” jadi alamat IP.

Nah, saat kamu ngetik domain tertentu, ada proses panjang yang terjadi sebelum akhirnya tampilan website dari domain tersebut muncul di layar.

Proses tersebut meliputi:

    • Permintaan akses ke DNS resolver lokal.
    • Mengirim request ke TLD server.
    • Request ke authoritative name server.
    • Mengembalikan alamat IP ke DNS resolver.
    • DNS resolver mengembalikan alamat IP ke browser.
  • Browser menghubungi server web dan tampilan website muncul di layarmu.

Fungsi Domain

Domain gak cuma berperan sebagai alamat website. Berikut adalah penjelasan mendalam tentang apa saja fungsi dari domain:

1. Identifikasi Website

Fungsi pertama adalah untuk mengenal website di internet.

Domain adalah identitas yang mudah diingat dan diakses oleh user. Tanpa adanya domain, user harus ingat alamat IP yang panjang dan kompleks – yang pastinya bikin ribet.

Nama domain seperti google.com atau facebook.com ngebantu user untuk menemukan dan dateng ke website tersebut.

2. Profesionalisme dan Kepercayaan

Punya nama domain khusus untuk brand bisa ngasi kesan profesional dan bisa bikin user lebih percaya terhadap brandmu.

3. Mendukung Branding dan Marketing

Nama domain yang tepat dan gampang diingat bisa mendukung strategi branding dan marketinguser lebih enak untuk mengingat dan kembali ke websitemu.

Domain juga bisa jadi alat marketing yang efektif saat kamu pakai untuk kampanye iklan, media sosial, dan materi promosi lainnya.

4. Memfasilitasi Navigasi Internal

Adanya domain juga bisa kamu pakai untuk bikin subdomain yang fungsinya untuk mengatur konten di website.

Subdomain adalah bagian tambahan dari domain utama dan bisa kamu pakai untuk misahin berbagai konten di website.

Misalnya, blog.bisniskamu.com untuk blog atau shop.bisniskamu.com untuk toko online.

5. Kontrol Penuh dan Kepemilikan

Punya nama domain sendiri artinya kamu punya kontrol penuh atas website tersebut. Kamu bisa ngatur DNS, mengalihkan domain ke hosting yang berbeda, dan bikin subdomain sesuai kebutuhan.

Kepemilikan nama domain juga berarti kamu punya hak atas nama tersebut selama kamu terus memperpanjang registrasinya.

Jenis-jenis Domain

Paham berbagai jenis domain penting banget agar kamu bisa milih domain yang tepat sesuai dengan kebutuhan bisnis atau pribadi.

Berikut adalah penjelasan mendalam mengenai jenis-jenis domain:

1. Top Level Domain (TLD)

TLD atau top-level domain adalah ekstensi yang muncul di akhir nama domain.

TLD adalah bagian dari hirarki domain name system (DNS) dan merupakan level tertinggi di struktur nama domain. Ada beberapa jenis TLD, termasuk:

a. Generic Top Level Domain (gTLD)

gTLD adalah domain generik yang gak terikat dengan identitas negara atau wilayah tertentu. Beberapa contoh gTLD yang paling umum meliputi:

  • .com (commercial): TLD yang awalnya dipakai untuk keperluan komersial. Tapi sekarang dipakai secara umum.
  • .org (organization): Biasanya dipakai oleh organisasi nirlaba.
  • .net (network): Awalnya untuk organisasi yang terkait dengan jaringan, tetapi sekarang dipakai secara luas.
  • .edu (education): Identik dengan lembaga pendidikan, terutama di Amerika Serikat.
  • .gov (government): Identik dengan lembaga pemerintahan.
  • .mil (military): Digunakan oleh militer Amerika Serikat.

Selain itu, ada juga gTLD yang lebih spesifik seperti .blog, .tech, .store, dan lainnya. gTLD ini memungkinkan pemilik domain untuk milih ekstensi yang relevan dengan jenis bisnis atau konten mereka.

b. Country Code Top Level Domain (ccTLD)

ccTLD adalah jenis TLD yang ditujukan untuk negara tertentu – biasanya terdiri dari dua huruf yang mewakili kode negara tersebut. Contoh ccTLD yaitu:

  • .id: Indonesia
  • .us: Amerika Serikat
  • .uk: Inggris
  • .jp: Jepang
  • .au: Australia

c. New Generic Top Level Domain (nTLD)

ICANN (Internet Corporation for Assigned Names and Numbers) telah memperkenalkan banyak gTLD baru yang lebih spesifik seiring perkembangan dunia maya.

Beberapa contoh nTLD antara lain:

  • .app: Untuk aplikasi dan pengembang software.
  • .tech: Untuk industri teknologi.
  • .store: Untuk toko online dan e-commerce.
  • .guru: Untuk pakar dan konsultan.

Top Level Domain (TLD) 101 – Semua Hal yang Harus Kamu Tahu!

2. Second Level Domain (SLD)

SLD adalah bagian domain yang posisinya tepat sebelum TLD. Misalnya, dalam “andilearn.com”, “andilearn” itu adalah SLD.

Adanya SLD penting banget karena bisa ngasi identitas unik bagi sebuah website dan sering kali merupakan nama merek atau bisnis.

3. Subdomain

Subdomain adalah bagian tambahan dari domain yang berada di depan SLD dan TLD. Bentuk subdomain yang paling umum adalah “www”.

Tapi, subdomain juga berfungsi untuk mengatur dan mengkategorikan konten dalam website.

Misalnya, dalam “blog.example.com”, “blog” adalah subdomain. Subdomain dapat digunakan untuk berbagai tujuan, seperti:

  • blog.example.com: Untuk blog.
  • shop.example.com: Untuk toko online.
  • support.example.com: Untuk halaman dukungan atau customer service.

Tips Memilih Domain yang Tepat

Nah, kita sudah aware dengan fungsi domain terhadap eksistensi bisnis secara online hingga memengaruhi strategi branding dan marketing.

Lalu, gimana caranya memilih domain yang tepat untuk bisnis atau individu?

1. Simpel dan Mudah Diingat

Pilih nama domain yang simpel dan mudah diingat agar user gampang untuk kembali ke websitemu.

Hindari memakai kata-kata yang sulit dieja atau terlalu panjang. Pilih nama yang singkat, jelas, dan langsung nunjukkin tujuan atau konten websitemu.

Misalnya “andilearn.com”. Tujuan website ini adalah sebagai sarana belajar digital marketing yang murah dan mudah diakses – baik untuk user ataupun untuk penulis sendiri.

2. Hindari Angka dan Tanda Hubung

Angka dan tanda hubung sering kali malah bikin nama domainmu susah diingat. Tanda hubung juga bisa mengurangi kesan profesional domainmu.

Sebaiknya, pilih nama domain yang terdiri dari kata-kata saja.

3. Pilih Ekstensi Domain yang Tepat

Ekstensi adalah bagian penting dari nama domain.

Misalnya, ekstensi .com adalah yang paling umum, sehingga sering kali menjadi pilihan terbaik.

Tapi, kalau .com gak tersedia, kamu bisa pakai ekstensi lain yang relevan dengan bisnis. Misal, .net untuk teknologi, .org untuk organisasi nirlaba, atau .co untuk perusahaan.

Ekstensi khusus negara (ccTLD) seperti .id untuk Indonesia juga bisa dipilih kalau target audiensmu ada di negara tertentu dan gak menjangkau audiens internasional.

4. Pastikan Nama Domain Unik dan Gak Terkait Merek Dagang

Pastikan nama domainmu gak melanggar hak merek dagang atau hak cipta orang lain sebelum mendaftarkannya.

Memakai nama yang mirip dengan merek terkenal bisa menimbulkan masalah hukum di masa depan.

Cek merek dagang dan lakukan riset secara online untuk memastikan kalau nama domain benar-benar unik.

5. Pertimbangkan Subdomain

Sebetulnya, pakai subdomain itu gak wajib meskipun konten situs websitemu jadinya lebih teratur. Tapi, tetap bisa kamu pertimbangkan.

Misalnya, kamu bisa pakai subdomain seperti blog.example.com untuk blog perusahaan atau shop.example.com untuk toko online.

6. Cek Ketersediaan di Media Sosial

Memastikan bahwa nama yang kamu pilih tersedia di platform media sosial juga gak kalah penting.

Konsistensi nama di semua platform online bisa membantumu dalam membangun branding yang kuat dan mudah dikenali.

Periksa ketersediaan nama domain di platform seperti Facebook, Twitter, Instagram, dan LinkedIn sebelum memutuskan nama apa yang akan kamu pakai.

7. Pakai Generator Nama Domain

Kamu bisa manfaatin generator nama domain online. Alat ini bisa ngasi kamu ide-ide nama domain berdasarkan kata kunci dan preferensimu.

8. Pertimbangkan Masa Depan

Pikirkan dampak jangka panjang saat kamu nentuin nama dan ekstensi domain.

Pilih nama yang fleksibel dan bisa mendukung pertumbuhan atau perubahan fokus bisnis atau di masa depan.

Usahakan gak pakai nama yang terlalu spesifik karena bisa jadi gak relevan lagi seiring waktu.

9. Segera Daftarkan Domain

Setelah kamu nemuin nama yang bagus dan sesuai, langsung daftarkan domain tersebut agar nama tersebut gak keduluan orang lain.

Sudah Paham Tentang Domain?

Paham tentang domain adalah langkah penting dalam membangun eksistensi yang kuat dan profesional secara online.

Domain bukan hanya sekadar alamat yang memudahkan user untuk mengakses websitemu – domain juga merupakan elemen kunci dalam strategi branding.

Maka dari itu, penting banget bagimu untuk tahu tips dalam memilih domain secara tepat.

Memilih nama yang sederhana dan mudah diingat hingga memastikan ketersediaan di media sosial bisa membantumu dalam memilih nama domain.

Ekstensi domain yang cocok, seperti .com atau .id, juga memainkan peran penting dalam relevansi websitemu.

Pada akhirnya, domain adalah fondasi dari identitasmu di dunia maya.

Memilih dan mengelola domain dengan baik bisa membuka pintu untuk lebih banyak peluang di duna digital dan meningkatkan kepercayaan user.

Frequently Asked Questions (FAQ)

Domain adalah alamat utama website, sementara URL adalah alamat lengkap yang bisa mengarahkan ke halaman tertentu.

Ibarat rumah kos, domain adalah alamat rumahnya, URL lengkap dengan keterangan kamarnya.

Fungsi utama domain adalah memudahkan user untuk mengenal website, memudahkan akses, dan mendukung branding.

Jenis-jenis domain meliputi Top Level Domain (TLD), Country Code Top Level Domain (ccTLD), Sponsored Top Level Domain (sTLD), dan subdomain.

Nama domain gak punya pengaruh kuat terhadap performa SEO. Performa SEO utamanya ditentukan dari praktik teknikal dan seberapa berkualitas konten yang kamu sediakan.

Di sebagian kasus, menyelipkan keyword ke nama domain (exact match domain) mungkin saja punya sedikit andil dalam performa SEO. Tapi, hal itu harus dibuktikan lewat eksperimen.

 

Referensi

https://www.hostinger.co.id/tutorial/apa-itu-domain/

https://www.jagoanhosting.com/blog/pengertian-domain/

https://dcloud.co.id/blog/pengertian-domain-fungsi-jenis.html

https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-domain/

https://glints.com/id/lowongan/domain-adalah/

https://www.ibm.com/id-id/topics/dns

Yuk, Bagikan ke Lebih Banyak Orang!

Artikel Menarik Lainnya!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *