Marketing Flywheel – Penyempurnaan dari Marketing Funnel?

Marketing Flywheel – Penyempurnaan dari Marketing Funnel?

Sudah jadi rahasia umum kalau ada banyak konsep untuk mengenal konsumen dalam ilmu marketingmarketing funnel, customer journey, dan customer awareness.

Namun, ada satu konsep lagi dari HubSpot untuk membantu brand dalam mengenal konsumen lebih baik – marketing flywheel. Konsep ini hadir sebagai penyempurnaan dari marketing funnel.

Sebetulnya, konsep-konsep di atas punya dasar pemikiran dan tujuan yang sama – mengenal konsumen secara mendalam agar brand bisa buat strategi marketing yang jitu. Perbedaan di antara konsep tersebut cuma di pendekatannya.

Nah, sebetulnya, apa itu marketing flywheel?

Apa yang membedakan konsep ini dengan marketing funnel?

Yuk, simak artikel ini selengkapnya dan perkaya perspektif konsep marketing kita!

Apa Itu Marketing Flywheel?

Marketing flywheel adalah konsep atau model yang dikembangkan oleh HubSpot untuk menjelaskan momentum yang brand dapatkan saat mengutamakan pengalaman konsumen.

Lahirnya konsep ini terinspirasi dari konsep kerja roda (flywheel). 

Kecepatan putaran roda tergantung dari seberapa besar energi yang masuk, besarnya gesekan, dan ukuran roda itu sendiri.

Nah, marketing flywheel lahir dari analogi roda ini. Energi yang masuk berasal dari konsumen yang puas dan membantu brand untuk terus tumbuh.

Konsep ini mengubah paradigma kalau konsumen cuma sebagai “outcome”. 

Menurut HubSpot, semua energi yang kita habiskan untuk dapetin konsumen akhirnya sia-sia kalau mindset kita seperti itu.

“Dengan flywheel, kamu pakai momentum dari konsumenmu yang puas untuk mendorong rujukan dan penjualan berulang. Ini yang akan membuat bisnismu tetap berputar” – HubSpot.

Menurut HubSpot, ketika kamu anggap brand seperti roda, kamu bisa ambil keputusan yang berbeda dan menyesuaikan strategimu.

Tahapan Marketing Flywheel

tahapan marketing flywheel
Sumber: hubspot.com

Seperti gambar yang bisa kamu lihat di atas, marketing flywheel terdiri dari tiga tahap yang saling berulang – attract, engage, dan delight. Ketiga tahap ini bersama-sama mengelilingi satu entitas – growth.

Berikut adalah penjelasan dari tiga tahap tersebut:

1. Attract

Attract adalah tahap saat brand menarik perhatian konsumen dengan konten yang menarik dan berkualitas.

Di tahap ini, konsumen mulai kenal dan belajar tentang brandmu.

Beberapa hal yang bisa kamu lakukan untuk mendatangkan konsumen yaitu dengan SEO, social media marketing, dan iklan. Buat konsumen tertarik dan ingin memberi kontak mereka padamu.

12 Cara Membuat Artikel SEO Friendly – Bikin Websitemu Terkenal!

2. Engage

Tahap kedua dari marketing flywheel adalah engage. Pada tahap ini, kamu berfokus untuk menjalin hubungan yang lebih dekat dengan konsumen.

Sekarang, kamu sudah punya kontak dari konsumen seperti email atau nomor HP. Kamu bisa melakukan beberapa hal seperti mengirim email newsletter dan komunikasi multichannel (WA ataupun telepon).

Pada tahap ini, peran customer relationship management (CRM) sangat penting karena tiap konsumen pasti memberi tanggapan yang berbeda di tiap channel – ada yang engaged di newsletter, engaged di WA, atau tidak engage di manapun.

Perbedaan tanggapan ini tentu harus mendapatkan “treatment” yang berbeda pula.

Maka dari itu, CRM punya peran penting agar kamu bisa memberikan “treatment” yang sesuai dengan kondisi tiap konsumen – bahasa kerennya, “personalized” atau dipersonalisasi.

Kamu bisa terapkan konsep CRM ini melalui segmentasi data konsumen, email automation, ataupun sales automation.

3. Delight

Tahap marketing flywheel yang terakhir adalah delight. Pada tahap ini, kamu kasi support dan bantuan ke konsumen untuk mencapai goalsnya.

Permudah mereka dalam membeli produkmu dengan beberapa fitur – tutorial, chatbot, customer service, bisa dihubungi di berbagai channel (chat, telepon, email), sistem ticketing, dan lain sebagainya.

Selain itu, kamu juga bisa kasi pengalaman berkesan ke pelanggan melalui berbagai cara – feedback, program loyalitas, ataupun membuat user-generated content (UGC).

“Perusahaan yang menggunakan konsep flywheel akan punya banyak keuntungan karena gak cuma diri mereka saja yang mendorong pertumbuhan bisnis – pelanggan mereka juga” – HubSpot.

Customer: Kupas Tuntas Nyawanya Sebuah Bisnis!

Cara Kerja Marketing Flywheel

Penjelasan cara kerja marketing flywheel bisa kita lihat seperti cara kerja roda.

Masih ingat apa saja yang mempengaruhi kecepatan roda berputar?

  • Seberapa cepat kamu memutarnya (energi yang kamu berikan ke roda).
  • Besarnya gesekan yang mengganggu.
  • Seberapa besar rodanya.

Nah, ketiga tahap di marketing flywheel attract, engage, dan delight, secara berulang akan memberikan “energi” untuk roda agar terus berputar.

Energi itu berasal dari kepuasan konsumen terhadap strategi dan program yang brandmu lakukan – strategi inbound marketing, iklan, program referral untuk pelanggan, program freemium, dan lain sebagainya.

Selain memberikan energi, kamu juga harus meminimalisasi “gesekan” yang bisa memperlambat putaran marketing flywheel – komunikasi antar tim yang buruk atau alur pembelian yang ribet.

Semakin kamu menambah energi sekaligus mengurangi gesekan yang ada, makin banyak pula konsumen yang akan mempromosikan brandmu. 

Konsumen tersebut secara gak langsung juga ngasi energi ke marketing flywheel

Perbedaan Marketing Flywheel dan Marketing Funnel

perbedaan antara marketing flywheel dan marketing funnel
Sumber: hubspot.com

Konsep flywheel marketing bisa dibilang adalah penyempurnaan dari marketing funnel.

Alasannya karena flywheel marketing juga memperhitungkan gimana potensi konsumen bisa membantu brand tumbuh, sedangkan marketing funnel tidak.

Marketing funnel hanya memperhitungkan konsumen selama mereka masih ada di dalam funnel

Dengan kata lain, setelah konsumen melewati tahap action, tidak ada tindakan lanjutnya.

Padahal, referral dan rekomendasi dari mulut ke mulut jadi faktor terbesar kenapa orang mau beli produk/jasa di brand kita.

Menurut HubSpot, 57% penjualan B2B terjadi bahkan sebelum konsumen berhubungan langsung dengan brand

Bahkan, 81% persen konsumen percaya rekomendasi dari teman atau keluarganya.

Promosi natural dari konsumen kerasa banget perannya di marketing flywheel, sedangkan marketing funnel mengutamakan promosi aktif dari brand.

Jadi, perbedaan paling mencolok antara dua konsep ini adalah perspektif terhadap peran pelanggan bagi sebuah brand dan sifat promosinya.

Pada akhirnya, dua konsep ini akan saling melengkapi dan bisa kamu terapkan untuk membuat strategi marketing yang jitu.

Marketing Funnel – Digital Marketer Wajib Paham Konsep Ini!

Ciptakan Pengalaman Konsumen yang Lebih Baik!

HubSpot melakukan gebrakan dengan membuat marketing flywheel sebagai penyempurnaan dari marketing funnel yang sudah digunakan sejak lama.

Berbeda dengan konsep sebelumnya, konsep ini mempunyai pendekatan yang berbeda – konsumen sebagai sumber energi dari suksesnya sebuah bisnis.

Konsep baru ini mengubah paradigma kita dalam memahami bisnis dan konsumen secara keseluruhan. 

Bukan berarti konsep sebelumnya sudah “mati”, tapi bagaimana kita bisa membuka pandangan baru dan melakukan elaborasi antara konsep baru dan konsep lama.

Tujuannya satu – membuat pengalaman terbaik bagi konsumen.

Ada saran, kritik, atau ide pembahasan? Bisa langsung komentar di bawah, ya!

See you di artikel berikutnya!

 

Referensi

https://www.hubspot.com/flywheel

https://www.bizhare.id/media/bisnis/flywheel-marketing

https://asiacommerce.id/blog/arti-flywheel-marketing-manfaat-dan-perbedaan-dengan-funnel-marketing/

https://blog.hubspot.com/service/funnel-into-flywheel

https://glints.com/id/lowongan/marketing-flywheel/

Yuk, Bagikan ke Lebih Banyak Orang!

Artikel Menarik Lainnya!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *