Low Value Content: Konten yang Gak Bermanfaat bagi Audiens

Low Value Content: Konten yang Gak Bermanfaat bagi Audiens

Membuat konten yang berkualitas adalah hal wajib dalam optimasi SEO. Alasannya, konten berkualitas akan membuat audiens senang dan Google pun merekomendasikan artikel kita.

Tapi, kita seringkali juga nemuin konten berkualitas rendah yang gak jelas isinya apa.

Konten kaya gini gak cuma bikin audiens kapok, tapi juga bisa mengancam performa SEO. Biasanya, konten berkualitas rendah tersebut disebut dengan low value content.

Artikel ini akan membahas low value content secara lengkap – mulai dari pengertian, contoh, hingga cara mencegahnya.

Yuk, kita bahas!

Apa Itu Low Value Content

Low value content adalah konten yang punya kualitas atau nilai rendah, sehingga gak ngasi manfaat bagi audiens.

FYI, istilah ini juga sering dipakai Google AdSense buat nunjukin kalau sebuah website belum mampu ngasi nilai/manfaat ke audiens.

Contoh Low Value Content

Nah, kira-kira konten seperti apa yang gak bisa ngasi manfaat ke audiens? Berikut beberapa contoh konten yang dianggap low value content, antara lain:

1. Thin Content

Thin content adalah istilah untuk konten yang gak ngasi manfaat ke audiens – ya, secara definisi memang sama seperti low value content.

Konten yang dianggap thin content ini identik dengan plagiarisme, banyak link yang spammy, tulisannya gak jelas, banyak typo, dan gak menjawab search intent audiens.

2. Konten Duplikat

Maksudnya konten duplikat ini adalah konten yang gak punya keunikan dan nilai tambah ke audiens – cuma jiplak informasi dari internet atau AI tanpa direview.

Logikanya, kalau kontenmu sama seperti konten di luar sana yang lebih dulu muncul, apa gunanya audiens baca artikelmu?

Nah, makanya Google menyarankan di pedoman E-E-A-T agar bikin konten yang unik agar audiens dapat manfaat tambahan saat baca kontenmu.

ChatGPT bagi Penulis – Ancaman atau Rekan?

3. Auto Generated Content

Auto generated content (AGC) adalah konten yang dibuat secara otomatis dengan program.

Artinya, tentu konten hasil AGC cenderung plagiat dan gak mungkin ngasi value unik ke audiens. Jelas, konten seperti ini kualitasnya rendah.

4. Niche Website

Niche website juga punya pengaruh terhadap penilaian Google tentang low value content.

Konten yang berasal dari website dengan niche “gado-gado” dianggap kurang terpercaya, sehingga lebih rawan dicap sebagai low value content.

5. Topical Authority Website Masih Lemah

Nah, ini adalah kendalanya website baru. Google anggap website dengan topical authority yang masih rendah belum bisa dipercaya kualitasnya.

6. Kualitas Website Buruk

Gak cuma dari segi konten, dari segi website pun juga ngaruh ke penilaian Google soal low value content.

Website dengan navigasi yang susah dipahami dan tampilan gak profesional bisa bikin Google anggap konten-kontenmu low value.

Cara Mencegah Low Value Content

Selain bikin audiens kabur, konten kualitas rendah juga sering jadi penghambat blogger untuk lolos verifikasi di Google Adsense.

Berikut adalah cara jitu dalam mencegah low value content, antara lain:

1. Buat Konten dengan Prinsip E-E-A-T

Buat konten dengan prinsip E-E-A-T adalah cara aman untuk menghindari adanya low value content.

E-E-A-T sendiri terdiri atas empat elemen:

  • Experience – fokus pada pengalaman langsung si penulis terhadap topik.
  • Expertise – pengetahuan dan keterampilan si penulis terhadap topik.
  • Authoritativeness – kredibilitas si penulis dan website.
  • Trustworthiness – apakah informasi yang tersaji bisa dipercaya atau tidak.

E-E-A-T ini adalah resep paling penting kalau kamu mau perform di SEO. Kamu bisa belajar tentang E-E-A-T secara lengkap di artikel berikut:

2. Pastikan Struktur Artikel Jelas

Struktur artikel yang jelas bisa membantu audiens dan Google dalam memahami isi dan konteks topik secara keseluruhan.

Manfaatin heading dan subheading dengan baik agar artikel mudah dibaca. Masing-masing heading pun juga punya fungsinya masing-masing, yaitu:

  • Heading 1 – judul artikel.
  • Heading 2 – pembagian topik utama di artikel.
  • Heading 3 – sub-pembahasan dari topik pembahasan (heading 2).
  • Heading 4 – sub-pembahasan dari topik heading 3.

Cara Membuat Outline Artikel Blog – Lengkap dengan Contoh

3. Fokus pada Satu Niche

Pastikan konten yang ada di website berfokus pada satu niche/topik. Tujuannya agar audiens dan Google lambat laun bisa percaya dengan isi kontenmu.

Website yang konsisten terhadap satu topik utama lebih bisa menggaet kepercayaan audiens dan Google. Otomatis, topical authority websitemu pun akan bertambah.

Simpel saja – kamu lebih milih percaya info kesehatan dari website kesehatan atau website yang topiknya campur?

4. Perbaiki Kualitas Website

Kualitas website yang mencakup UI/UX, loading speed, dan taksonomi website juga harus kamu perhatikan.

Website yang desain UI/UX enak dilihat, loading speed kencang, dan taksonominya jelas akan membantu audiens dalam memahami websitemu secara keseluruhan.

5. Manfaatkan Halaman Pendukung

Halaman pendukung seperti about us, contact us, hingga privacy policy juga penting banget.

Memang halaman tersebut tampak sepele. Tapi, halaman pendukung bisa bikin websitemu profesional. Website bisnis wajib buat manfaatin halaman pendukung.

6. Sabar dan Konsisten

Beberapa poin di atas seperti topical authority hingga kepercayaan audiens dan Google adalah hal yang gak bisa kamu peroleh satu malam.

Kamu harus konsisten dan fokus agar kontenmu gak dianggap low value content.

Buat Konten Berkualitas untuk Audiens!

Low value content adalah konten yang punya kualitas rendah – entah karena plagiarisme, gak unik, hasil AGC, ataupun memang dari websitenya belum dipercaya Google sepenuhnya.

Istilah ini pun sebetulnya juga sering dipakai di Google Adsense. Bahkan, banyak blogger yang websitenya gagal lolos dengan alasan low value content.

Beberapa cara yang bisa kamu ikuti untuk mencegah low value content yaitu buat konten dan website berkualitas, fokus pada satu niche, hingga tekun dan konsisten saat membangun authority.

Yuk, buat konten berkualitas untuk audiens!

Frequently Asked Questions (FAQ)

Google lebih suka merekomendasikan konten yang bermanfaat dan berkualitas.

Gunakan prinsip E-E-A-T, pastikan struktur artikel jelas, fokus pada satu niche, tingkatkan kualitas website, dan konsisten dalam membangun authority.

 

Referensi

https://www.jetorbit.com/blog/berikut-cara-mengatasi-low-value-content-google-adsense/

https://medium.com/@jupiterjupiter08136/how-to-fix-adsense-low-value-content-and-what-it-means-d48db3deb4a9

https://faktain.com/2025/01/21/low-value-content-cara-jitu-agar-artikelmu-lolos-google-adsense/

https://lenteraweb.com/penyebab-dan-cara-mengatasi-low-value-content-google-adsense/

Yuk, Bagikan ke Lebih Banyak Orang!

Artikel Menarik Lainnya!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *