ChatGPT bagi Penulis – Ancaman atau Rekan?

ChatGPT bagi Penulis – Ancaman atau Rekan?

Penulis pasti memakai beberapa gagasan atau ide untuk membuat suatu tulisan yang utuh. Tapi, penulis juga sering kehabisan ide saat ingin mengangkat suatu topik.

Kecerdasan buatan (AI) sering digadang-gadang sebagai solusi bagi penulis saat kehabisan ide. Tapi, gak semua penulis anggap kehadiran AI sebagai kabar baik.

Kehadiran ChatGPT bagi penulis malah sering dianggap sebagai ancaman.

Benarkah hadirnya ChatGPT bagi penulis justru awal dari bencana?

Atau justru peluang emas untuk menghasilkan karya yang lebih baik?

Buat kamu yang sekarang gamang dengan kehadiran AI – salah satunya ChatGPT – perasaanmu akan terjawab di sini!

Kehadiran ChatGPT bagi Penulis

Artificial intelegence (AI) sudah jadi perbincangan hangat dalam beberapa tahun terakhir.

Hal ini terjadi karena AI bisa ngelakuin kerjaan yang kompleks dan biasanya dikerjakan oleh manusia. Salah satunya adalah pekerjaan menulis.

Ada fakta menarik terkait ChatGPT bagi penulis. Ternyata, banyak yang pro dan kontra dengan kehadiran aplikasi AI satu ini. 

Itu terjadi karena ChatGPT ternyata mampu menghasilkan ide sekaligus tulisan yang utuh.

Sejak saat itu, banyak penulis yang merasa karirnya terancam dengan hadirnya ChatGPT.

Kalau kita mau fair, yuk kita lihat-lihat dulu di sekitar kita.

Hingga sekarang, penulis artikel ini belum pernah dengar kabar kalau ada penulis di luar sana yang tersisihkan karena ChatGPT.

Setidaknya, itu yang penulis rasakan dan lihat. Mungkin kalau kamu punya kerabat yang profesinya penulis dan tersisihkan karena AI, bisa langsung cerita di bawah, ya!

Artikel ini murni sebagai wadah bagi penulis buat diskusi dan evaluasi diri terkait hadirnya teknologi yang makin canggih.

Selain kontra, ada juga yang pro. Banyak yang berpendapat kalau seorang penulis justru berpeluang manfaatin ChatGPT untuk nemuin ide ataupun saran dalam menulis.

Kalau bicara pengalaman pribadi, pemilik website AndiLearn (Andi) punya pengalaman dalam manfaatin ChatGPT ini.

Saat nulis, ia kadang merasa mentok dan perlu masukan terkait artikel yang ia buat – terutama untuk outline dan cakupan topik. Kadang-kadang juga untuk copywriting.

Nanya ke siapa? Ya, ChatGPT.

Penulis dan Andi pun juga merasa – ChatGPT dan aplikasi AI lainnya punya kualitas tulisan yang gak lebih bagus dari buatan manusia.

Menurut penulis, tulisan hasil ChatGPT masih terlalu kaku, template, dan gak punya jiwa. Bahkan, gak jarang juga tulisannya ribet dan gak efektif.

Jadi, anggapan kalau ChatGPT bagi penulis adalah sebuah ancaman tidak bisa dibenarkan. Tapi, gak bisa disalahkan 100% juga.

Kenapa?

ChatGPT bagi Penulis – Ancaman atau Peluang?

Buat seorang penulis yang gak mau improve dan belajar manfaat teknologi terbaru, jelas ini ancaman.

Tapi, kalau kamu mau untuk terus belajar manfaatin teknologi dan terus improve skill menulismu, justru ini adalah peluang emas.

Jawaban apakah ChatGPT bagi penulis berupa ancaman atau peluang – semua ada di tanganmu sendiri!

8 Mindset Seorang Penulis yang Harus Kamu Miliki!

Tantangan Penulis di Tengah Hadirnya ChatGPT

Apapun tanggapanmu tentang ChatGPT – pro ataupun kontra – tentu menghadirkan tantangan tersendiri.

Tantangan yang mesti penulis hadapi adalah tetap memandang ChatGPT hanya sebagai tool, bukan bergantung.

Memang, gak bisa dipungkiri kalau penulis suka mengalami writer’s block.

Di momen inilah, kamu sebagai penulis bisa memakai ChatGPT untuk mempermudah kerjaanmu.

Kamu bisa cari ide/gagasan, sudut pandang lain, tokoh dengan masalah tertentu, dan masih banyak lagi.

Kalau sudah dapat saran dari ChatGPT, kamu tentu perlu menyesuaikan kembali dengan tulisan yang ingin kamu hasilkan.

Karena pastinya, kamu sebagai penulis tentu harus buat tulisan yang original dan punya jiwa.

Itulah salah satu kelebihan yang kamu punya sebagai penulis. Tentu ChatGPT gak mungkin punya ini.

Selain ilustrasi di atas, apa saja kelebihan lain yang penulis punya tapi tidak dipunyai oleh ChatGPT?

3 Kelebihan Seorang Penulis yang Tidak Tergantikan

1. Personality

Saat baca tulisan di media sosial, pernah gak kamu suka sama tulisan itu dengan alasan tertentu?

Sebetulnya, dalam tulisan tersebut ada ciri khas atau karakteristik tersendiri yang buat kamu akhirnya suka dan mau baca tulisan itu lagi.

Itulah yang disebut sebagai personality. Tentunya, hal tersebut gak dimiliki oleh ChatGPT.

2. Sisi Emosional

Penulis biasanya memiliki kecenderungan emosional dalam tulisannya. Hal ini juga yang jadi salah satu kelebihan seorang penulis yang ChatGPT mustahil untuk miliki.

Jadi, jika kamu menulis sesuatu, cobalah hadirkan unsur emosional di dalamnya.

Ini bikin tulisan kamu terlihat berbeda dari ChatGPT, bahkan dengan penulis lainnya.

3. Bahasa

Menyambung dari poin nomor 1 dan 2, penulis pada umumnya punya karakteristik dan emosional yang gak dimiliki oleh ChatGPT.

Karakteristik dan emosional tersebut juga bisa dikemas lagi oleh setiap penulis, sehingga tulisannya cenderung variatif dan gak kaku.

Berbeda dengan ChatGPT yang cuma bisa pakai bahasa formal dan informal. Hal ini tentu ngebuat perbedaan antara penulis dan ChatGPT semakin mencolok.

Answer Engine Optimization (AEO) – SEO Specialist Wajib Ngerti!

Jangan Takut Sama Teknologi!

Sejak hadirnya ChatGPT, banyak penulis yang merasa ini sebagai ancaman. Tapi, gak sedikit juga yang optimis dan merasa kalau ChatGPT adalah peluang emas.

Seorang penulis memang bisa terbantu dengan kehadiran ChatGPT. Tapi, penulis juga gak boleh terlalu bergantung dengan aplikasi tersebut.

Kamu sebagai penulis tentu punya kuasa penuh atas tulisan yang ingin kamu hasilkan.

Hal yang bisa kamu lakukan setelah dapat jawaban dari ChatGPT yaitu dengan mengevaluasi dan menyunting jawabannya.

Jadi, tulisan yang dihasilkan tetap punya karakteristik sebagaimana mestinya seorang penulis pada umumnya.

Semoga artikel ini menjawab perasaan gamangmu terkait hadirnya ChatGPT bagi penulis, ya.

Jangan pernah takut sama yang namanya alat. Selagi kita memakainya dengan bijak, alat tersebut justru bisa kamu pakai untuk ngembangin tulisanmu agar lebih baik. Jadikan ChatGPT sebagai rekan.

Intinya, terus improve dan belajar!

 

Referensi

https://www.kompasiana.com/ddigunn/63f455d008a8b511a7477794/5-alasan-mengapa-chat-gpt-haram-bagi-penulis

https://www.jawaraspeed.com/2023/06/apakah-chat-gpt-plagiarisme-bagi-konten-blog.html

https://www.froyonion.com/news/esensi/kupas-tuntas-kelebihan-penulis-yang-tidak-dimiliki-chat-gpt

https://www.kompasiana.com/agungwebe/660ae165c57afb51ab031613/meningkatkan-produktifitas-menulis-menggunakan-chat-gpt

https://www.impactfulwriting.com/skill-ai/

https://epaper.mediaindonesia.com/detail/teknologi-ai-bagai-pisau-bermata-dua-bagi-penulis

https://hypeabis.id/read/20502/hypereport-menilik-tantangan-penulis-di-tengah-kemajuan-teknologi-ai

https://medium.com/@thesthahugaviet/llogiteknologi-ai-untuk-penulis-inovasi-masa-depan-af9b7735a498

Yuk, Bagikan ke Lebih Banyak Orang!

Artikel Menarik Lainnya!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *