Buat konten valuable yang bisa menjawab pemasalahan audiens dan performa website yang optimal adalah dua contoh syarat utama agar websitemu bisa perform di SEO.
Tapi, gimana kalau konten yang ada di websitemu gak bisa ngebantu audiens?
Nah, kalau itu terjadi, akan timbul risiko yang namanya pogo sticking. Apa itu?
Paham tentang pogo sticking penting banget bagi para SEO specialist, blogger, dan pemilik website agar bisa mengoptimalkan konten di dalam website.
Pada artikel ini, kita akan bahas apa itu pogo sticking, penyebab, dampaknya ke SEO, dan cara mencegahnya.
Belajar Apa Kita Hari Ini?
Apa Itu Pogo Sticking?
Pogo sticking adalah situasi saat audiens gak bisa nemuin apa yang mereka butuhkan di suatu konten dan langsung balik ke SERP dengan sangat cepat.
Sesuai dengan namanya, perilaku audiens ini memang bisa kita ibaratkan seperti pogo – sebuah alat yang di bawahnya ada pegas/per dan dipakai untuk meloncat.
Situasi ini gak cuma jadi sinyal buruk bagi pengalaman audiens, tapi juga ngasi dampak negatif ke SEO.
Pogo Sticking vs Bounce Rate – Apa Bedanya?
Pogo sticking ini beda dengan bounce rate.
Bounce rate adalah persentase audiens yang ninggalin website abis ngeliat satu halaman saja – gak peduli audiens lama atau sebentar di satu halaman tersebut.
Nah, kalau pogo sticking ini benar-benar gambaran ketidakpuasan audiens – klik hasil pencarian di SERP, baru masuk satu halaman, dan langsung balik lagi ke SERP.
Penyebab Pogo Sticking
Berikut adalah beberapa penyebab yang bisa memicu adanya pogo sticking, yaitu:
1. Konten yang Gak Relevan
Konten yang gak relevan dengan kebutuhan/search intent audiens adalah salah satu penyebab utama pogo sticking.
Ketika audiens mengklik sebuah link di SERP, mereka punya ekspektasi kalau halaman tersebut akan ngasi informasi yang sesuai dengan kebutuhan.
Nah, kalau kontennya gak relevan, audiens akan langsung balik ke SERP untuk cari halaman lain yang lebih relevan.
2. Pengalaman Audiens (UX) yang Buruk
UX yang buruk adalah faktor yang signifikan. Beberapa elemen yang bisa ngaruh pada UX termasuk:
- Desain yang gak responsif.
- Loading halaman yang lambat.
- Tata letak yang membingungkan.
- Pop-up yang mengganggu.
- Navigasi yang sulit.
3. Judul yang Menyesatkan
Memakai judul yang clickbait tetapi gak nyambung sama isi halamannya bisa menyebabkan pogo sticking.
Judul yang terlalu bombastis mungkin bisa bikin audiens tertarik. Tapi, kalau audiens akhirnya sadar bahwa kontennya gak sesuai dengan kebutuhan, mereka akan segera pergi.
4. Konten Berkualitas Rendah
Kualitas konten yang rendah – teks yang gak mendalam atau misinformasi bisa bikin audiens gak betah berlama-lama di websitemu.
Audiens yang niatnya nyari informasi atau panduan lengkap bisa merasa kecewa jika kontennya terlalu dangkal.
12 Cara Membuat Artikel SEO Friendly – Bikin Websitemu Terkenal!
5. Gak Ngerti Search Intent
Memahami search intent atau maksud di balik pencarian adalah kunci dalam membuat konten berkualitas sekaligus menghindari pogo sticking.
Sebelum kamu nulis satu kata pun saat bikin konten, pastikan kamu ngerti dulu apa search intent audiens dari kata kunci yang kamu pakai untuk buat konten.
Apakah mereka ngetik kueri itu untuk cari informasi, beli barang/jasa, atau cari review?
Ini bisa kamu tahu dengan cek SERP dan cari tahu konten kaya apa yang muncul di page pertama. Selain itu, kamu juga bisa menalar maksud dari kata kunci tersebut.
Meskipun kontenmu nyambung dengan kata kunci yang mereka cari, kalau gak sesuai dengan search intent, audiens gak akan merasa puas.
Apa Itu Search Intent? – Pengertian, Jenis, dan Pentingnya bagi SEO
6. Terlalu Banyak Iklan atau Pop-up
Website yang halamannya penuh sama dengan iklan atau pop-up bisa mengganggu audiens dan tentunya bisa bikin jengkel juga.
Kalau audiens sudah bete, mereka bisa langsung kabur dari websitemu segera.
Audiens lebih milih website yang nampilin iklan sewajarnya atau gak ada iklannya sama sekali.
7. Desain yang Gak Responsif
Desain website yang responsif menjadi penting banget bagi audiens.
Kalau websitemu gak optimal untuk berbagai layar, audiens yang buka websitemu dari ponsel atau tablet akan kesulitan saat baca konten atau menavigasi websitemu.
Rasa gak nyaman ini sering kali bikin mereka balik lagi ke SERP.
Dampak Pogo Sticking terhadap SEO
Nah, sekarang, pertanyaannya adalah…
“Apakah pogo sticking ngaruh ke SEO?”
John Mueller, Search Advocate di Google, bilang kalau pogo sticking gak jadi faktor yang nentuin ranking konten di SERP.
Tapi, menurut penulis, bukan berarti kamu bisa cuek begitu saja dengan hal ini – adanya pogo sticking justru adalah tanda kalau ada yang gak beres di websitemu.
Ingat, salah satu faktor dalam nentuin performa SEO dan kepercayaan audiens adalah menyajikan user experience yang baik.
Jadi, pogo sticking ini harus kamu pandang sebagai “alarm” kalau kontenmu belum cukup membantu audiens.
Cara Mengetahui Pogo Sticking
Sebetulnya, gak ada cara pasti untuk tahu apakah benar-benar ada pogo sticking di websitemu.
Tapi, kamu bisa cari tahu gimana perilaku audiens saat berkunjung di websitemu – dan itu cukup membantu untuk tahu apakah mereka betah di websitemu atau tidak.
Kamu bisa pakai beberapa metriks seperti bounce rate dan average engagement time.
Kedua metriks tersebut bisa kamu pakai untuk tahu jumlah page yang mereka lihat dalam sekali kunjungan (bounce rate) dan rata-rata durasi mereka mengonsumsi kontenmu (avg. engagement time).
1. Pahami Search Intent
Hal pertama yang harus kamu lakukan agar bisa menghindari pogo sticking adalah memahami search intent dari audiens.
Ini penting banget agar kamu bisa bikin konten yang sesuai dengan kebutuhan dan ekspetasi mereka.
2. Buat Konten Berkualitas
Buat konten berkualitas adalah aktivitas yang gak boleh sama sekali kamu lewatkan.
Pastikan kontenmu relevan dengan kata kunci yang ditargetkan, menyediakan solusi atas permasalahan yang audiens hadapi, dan informasinya akurat dan bisa dipercaya.
Jangan lupa juga pakai teknik copywriting dan storytelling agar kontenmu menarik dan mengalir.
Selain itu, kamu boleh banget pakai judul yang menarik dan memancing. Tapi, jangan menyesatkan.
3. Optimalkan Website
Optimasi website ini ada beberapa hal yang harus kamu perhatikan – kecepatan website, navigasi, dan responsiveness.
Pastikan websitemu bisa dimuat dengan kecepatan yang wajar. Kamu bisa cek core web vitals untuk cari tahu seberapa baik kecepatan websitemu.
Navigasi juga gak kalah penting. Pastikan tata letak dan ukuran tiap elemen sudah benar agar gak bikin audiens bingung.
Tadi kita juga sempat bahas kalau desain yang gak responsif adalah salah satu alasan kenapa pogo sticking bisa terjadi.
Buat websitemu responsif saat dibuka di device manapun – PC, laptop, tablet, hingga HP.
4. Manfaatkan Internal Linking
Tips kelima ini gak cuma nurunin risiko pogo sticking (selama kontennya berkualitas), tapi juga nurunin risiko bounce rate – manfaatin internal linking.
Adanya internal linking memungkinkan audiens untuk tahu artikel rekomendasi lainnya yang ada di websitemu. Bisa jadi mereka tertarik dan mau membukanya.
5. Evaluasi Halaman
Cara terakhir dalam menurunkan pogo sticking adalah dengan evaluasi halaman yang punya average engagement time rendah.
Kamu bisa cek artikel apa saja yang punya average engagement time rendah di Google Analytics.
Beberapa hal yang bisa kamu evaluasi adalah kualitas konten (relevansi dan informasi), kecepatan website, dan responsiveness.
Jangan Buat Audiensmu Kabur!
Pogo sticking adalah salah satu sinyal negatif kalau ada sesuatu yang gak beres di websitemu – baik dari segi konten atau website itu sendiri.
Hal ini jelas bisa merusak user experience – yang mana hal tersebut sangat penting untuk optimasi SEO.
Nah, agar audiensmu gak kabur, pastikan semua hal yang ada di websitemu dirancang dengan baik untuk memenuhi kebutuhan dan ekspetasi audiens.
Kamu bisa mulai dari menyediakan konten yang relevan dan berkualitas tinggi, yang benar-benar sesuai dengan search intent audiens.
Faktor website juga memegang peran krusial dalam mencegah pogo sticking – halaman yang mudah dinavigasi, desain responsif, dan loading cepat adalah contohnya.
Jangan lupa juga kalau iklan dan pop-up yang berlebihan bisa bikin audiens jengkel. Jadi, gunakan dengan jumlah wajar.
Pastikan kontenmu berkualitas, websitemu optimal, dan terus evaluasi website dan kontenmu dengan rutin agar pogo sticking bisa dihindari.
Jangan biarkan audiensmu kabur! Berikan mereka kesan yang baik agar betah dan kembali lagi!
Frequently Asked Questions (FAQ)
Apa penyebab utama pogo sticking?
Penyebab utama termasuk konten yang gak relevan, UX yang buruk, judul clickbait, kualitas konten rendah, dan terlalu banyak iklan atau pop-up.
Bagaimana pogo sticking terhadap SEO?
Pogo sticking gak ngaruh ke penentuan ranking konten di SERP. Tapi, tetap saja punya pengaruh besar ke pengalaman audiens. Dimana, pengalaman audiens adalah elemen penting dalam SEO.
Bagaimana cara mencegah Pogo Sticking?
Mencegah pogo sticking bisa dilakukan dengan menyediakan konten yang relevan, meningkatkan UX, mempercepat loading halaman, dan menghindari judul yang menyesatkan.
Referensi
https://cmlabs.co/id-id/seo-terms/pogo-sticking
https://marketinglad.io/id/pogo-menempel-di-seo/
https://www.garuda.website/blog/pogo-sticking/
https://www.searchenginejournal.com/google-does-not-use-pogo-sticking-as-a-ranking-factor/261629/
https://www.semrush.com/blog/pogo-sticking/