Fenomena FOMO – Gimana Penerapannya dalam Marketing?

Fenomena FOMO – Gimana Penerapannya dalam Marketing?

Saat ini, ada fenomena cukup menarik yang sering terjadi di kehidupan masyarakat – terutama di media sosial.

Sekarang, banyak orang yang excited banget sama hal yang berbau viral. Mereka akan sangat antusias dengan informasi yang lagi booming event ataupun trend.

Bahkan, kamu pasti gak asing dengan istilah “kalau gak ikutin trend = gak keren”, kan?

Nah, hal ini bisa kita jelaskan melalui fenomena FOMO.

Pokoknya, kalau gak ikutin selera zaman sekarang, artinya ketinggalan zaman. Kalo gak datang ke cafe A yang lagi viral, artinya gak keren. Itulah fakta yang terjadi di masyarakat.

Nah, sebagai pelaku bisnis ataupun brand, FOMO bisa kamu manfaatkan untuk mendulang cuan.

Kamu bisa manfaatin fenomena FOMO ini untuk menyusun strategi pemasaran agar menarik minat target market.

Sebetulnya, apa itu FOMO?

Gimana penerapannya dalam marketing?

Artikel ini akan membahas tentang FOMO dan penerapannya dalam membuat strategi marketing.

Apa Itu Fenomena FOMO

FOMO (Fear of Missing Out) adalah fenomena yang menggambarkan gimana seseorang merasa cemas dan takut melewatkan pengalaman, aktivitas, atau momen tertentu.

Menurut Halodoc, FOMO ini termasuk fenomena psikologi yang makin sering terjadi di era modern seperti sekarang.

Seseorang bisa jadi FOMO karena dua hal – paparan dari teman dan media sosial.

Beberapa gejala seseorang sudah masuk ke fenomena FOMO, antara lain:

  • Merasa harus terlibat di peristiwa apapun yang lagi booming.
  • Takut ditolak oleh pergaulan sekitar.
  • Memakai media sosial secara berlebihan.
  • Sering merasa insecure.
  • Terlalu berkomitmen dengan peristiwa yang lagi booming.
  • Gak pernah merasa puas.

Fenomena FOMO dalam Marketing

Salah satu prinsip dalam menerapkan strategi marketing adalah bisa memahami perilaku dan keinginan target market.

Maka dari itu, fenomena FOMO ini harus kamu perhatikan dalam pemasaran.

Marketer harus paham apa saja kejadian yang lagi viral di internet. Hal viral itu bisa marketer jadikan sebagai “bahan bakar” untuk membuat strategi konten ataupun pemasaran.

Tapi, gak semua hal viral bisa kamu jadikan “bahan bakar” untuk bikin konten. Pastikan kamu bisa nyambungin hal viral tersebut dengan industri brandmu.

Konten yang manfaatin fenomena FOMO ini bisa bikin target market merasa relate, sehingga mereka merasa terhubung dan engaged dengan brandmu.

Tujuan penerapan ini pun banyak – brand awareness, lead generation, hingga sales/pembelian.

Cara Manfaatin Fenomena FOMO

Kamu bisa manfaatin fenomena FOMO ini dengan membuat konten yang sesuai dengan tujuan strategi marketingmu.

Bagi brand, konten yang bisa memancing rasa penasaran dan FOMO akan memberikan kesan pertama yang bagus di mata audiens.

Misalnya kamu manfaatin fenomena FOMO ini untuk brand awareness. Kamu bisa bikin konten yang berhubungan dengan kejadian yang sedang viral.

Beberapa contohnya yaitu:

  • Konten nabung agar bisa nonton konser Coldplay di Singapura.
  • Konten meme yang gambarnya ngambil dari film Squid Game.
  • Konten cara buat kopi dalgona (viral saat covid).

Tapi, pendekatan seperti ini gak bisa kamu terapkan terus menerus. Misalnya konten meme Squid Game. 

Konten itu tentu efektif saat Squid Game sedang viral. Tapi kalau kamu terapkan sekarang, kontenmu akan basi dan gak relevan.

Kamu juga bisa bikin konten sendiri tanpa bergantung dengan peristiwa viral yang sudah ada. Jadi, kamu gak harus riding the wave.

Misalnya, kamu punya cafe dengan konsep alam dan Ghibli. Nah, kamu bisa undang beberapa influencer terkenal yang audiensnya sama dengan target marketmu.

Ajak influencer tersebut kerja sama untuk promosiin cafemu. Deskripsikan cafemu sedemikian rupa agar emosi target marketmu bisa tergugah dan tertarik untuk datang ke cafemu.

Biasanya, influencer perlu pendekatan secara storytelling untuk mempromosikan cafemu.

Apalagi, kalau kamu punya unsur WOW dalam produk, pelayanan, atau pengalaman, itu bisa banget kamu manfaatin untuk menarik minat dan rasa FOMO target market.

Bikin konten sendiri gak cuma bisa membangun brand awareness, tapi juga untuk sales.

Kalau untuk sales, prakteknya sendiri pun sebetulnya mirip dengan scarcity marketing – buat penawaran yang terbatas agar orang gak ngelewatin penawaranmu.

Buat Konsumen Takut Kehilanganmu!

FOMO adalah fenomena psikologis saat orang merasa cemas dan takut ketinggalan suatu hal yang viral.

Penyebab utama fenomena FOMO ini adalah pergaulan dan media sosial.

Ternyata, FOMO ini bisa kamu manfaatkan untuk membuat konten dan strategi pemasaran yang bisa menarik minat target market.

Kalau konten yang dibuat bisa menarik minat dan rasa FOMO target market, mereka pasti akan membeli produkmu karena takut ketinggalan/kehabisan.

Yuk, buat target market takut kehilanganmu dengan manfaatin fenomena FOMO!

 

Referensi

https://www.krona.co.id/fomo-strategi-marketing-efektif-memanfaatkan-psikologi-manusia/

https://www.halodoc.com/artikel/apa-itu-fomo-ini-pengertian-gejala-dan-dampaknya

Yuk, Bagikan ke Lebih Banyak Orang!

Artikel Menarik Lainnya!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *