Top Level Domain (TLD) 101 – Semua Hal yang Harus Kamu Tahu!

Top Level Domain (TLD) 101 – Semua Hal yang Harus Kamu Tahu!

Website dan domain adalah dua hal yang vital banget untuk mastiin eksistensi brand secara online, terutama di mesin pencari seperti Google. Kita pun pernah bahas tentang domain sebelumnya.

Website dan domain itu bisa kita ibaratkan seperti rumah dan alamatnya – website itu rumah, domain itu alamat.

Saat kita ingin buat domain untuk website, salah satu hal yang harus kamu perhatikan adalah memilih top level domain atau TLD.

Memang terdengar teknis, tapi TLD adalah bagian penting dari sebuah domain yang bisa ngasi pengaruh besar ke kesuksesan brand secara online.

Pada artikel ini, kita akan bahas apa itu TLD, termasuk juga jenis, fungsi, dan gimana cara milih TLD yang tepat sesuai kebutuhanmu.

Tanpa basa-basi, yuk langsung saja kita bahas!

Apa Itu Top Level Domain (TLD)?

Top Level Domain (TLD) adalah bagian yang letaknya paling belakang di sebuah nama domain – muncul setelah titik terakhir – seperti .com, .org, atau .id.

TLD adalah komponen teratas dalam tingkatan sistem penamaan domain – yang nentuin kategori atau lokasi geografis dari website.

Supaya lebih gampang ngebayanginnya, kamu bisa lihat gambar di bawah ini.

Struktur domain
Struktur domain

Dari gambar di atas, domain bisa dibagi jadi tiga kategori, yaitu:

  • Subdomain: terletak di paling kiri atau depan – identik dengan “www”. Tapi, ada juga yang bentuknya “blog”, “shop”, “support”, dan lainnya.
  • Second Level Domain (SLD): terletak di tengah. Di bagian inilah identitas/nama unik dari websitemu terlihat.
  • Top Level Domain (TLD): terletak di paling kanan atau belakang.

Sistem top level domain dirancang untuk mengorganisasi dan mengelompokkan website berdasarkan tujuan atau area yang lebih luas, sehingga memudahkan navigasi dan pencarian di internet.

Fungsi Top Level Domain (TLD)

Top level domain (TLD) gak cuma sekadar akhiran di nama domain – tapi mencakup fungsi yang lain juga.

Fungsi utama dari TLD adalah untuk membantu identifikasi dan mengkategorikan website.

TLD yang sebuah domain punya bisa ngasi informasi ke audiens dan mesin pencari tentang sifat dan tujuan dari website. Misalnya:

  • .com – identik dengan situs komersial dan bisnis.
  • .org – identik dengan organisasi non-profit.
  • .edu – secara eksklusif identik dengan institusi pendidikan.
  • .gov – untuk situs pemerintah.
  • .io – identik dengan website dari perusahaan startup.

Selain itu, TLD juga berfungsi untuk identifikasi lokasi geografis sebuah website tanpa harus melihat isi kontennya. Jadi, user akan punya ekspetasi terhadap website tersebut.

Misalnya, TLD “.jp” yang nunjukkin kode negara Jepang, gak mungkin isi kontennya disajikan dalam bahasa Indonesia.

Untuk lebih lengkapnya, berikut adalah beberapa contoh TLD dari beberapa negara, antara lain:

  • .id – Indonesia.
  • .uk – Inggris.
  • .nl – Belanda.
  • .my – Malaysia.
  • .br – Brazil.

Apa Itu Domain? Pengertian, Jenis, hingga Tips Memilihnya

Jenis Top Level Domain (TLD)

TLD terbagi jadi beberapa jenis yang punya tujuan dan karakteristiknya masing-masing.

Berikut adalah pembahasan mendalam tentang jenis-jenis TLD yang perlu kamu tahu:

1. Generic Top Level Domain (gTLD)

Generic top level domain (gTLD) adalah jenis TLD yang paling umum dan luas penggunaannya.

Jenis TLD ini gak terikat pada negara atau lokasi tertentu dan dirancang untuk mencerminkan tujuan atau sifat umum sebuah website.

gTLD juga gampang diingat dan sering dianggap lebih umum – membuatnya cocok untuk website yang sedang atau nantinya merambah pasar internasional.

2. Country Code Top-Level Domains (ccTLD)

Country code top level domain (ccTLD) adalah jenis TLD yang dipakai untuk identifikasi website berdasarkan lokasi geografis atau negara tertentu.

Jadi, ccTLD cocok buat website yang sudah fix menargetkan audiens dari satu negara tertentu. Selain itu, ccTLD kurang cocok untuk nyari audiens dari negara lain.

TLD ini terdiri dari dua huruf yang mencerminkan kode ISO dari negara yang bersangkutan.

3. Sponsored Top-Level Domains (sTLD)

Sponsored top level domains (sTLD) adalah jenis TLD yang dipakai dengan tujuan khusus, sehingga punya kriteria atau regulasi yang lebih ketat tentang siapa yang bisa mendaftarkannya.

4. Infrastructure Top-Level Domain (iTLD)

Infrastructure top level domain (iTLD) adalah jenis TLD yang cuma ada satu di dunia – ARPA (.arpa).

iTLD dikelola oleh IANA (Internet Assigned Numbers Authority) dan digunakan untuk tujuan infrastruktur internet.

Contoh Top Level Domain (TLD)

Sebetulnya, ada lebih dari 1500 contoh top level domain yang terbagi jadi empat jenis. Tapi, di pembahasan ini, kita akan lihat beberapa saja.

Berikut adalah contoh TLD berdasarkan jenisnya:

1. Generic Top Level Domain (gTLD)

Beberapa contoh gTLD yang paling umum yaitu:

Contoh gTLDPenjelasan
.comJenis gTLD yang paling terkenal dan sering dihubungkan dengan situs bisnis atau komersial.

Tapi, faktanya, “.com” sudah jadi pilihan default bagi hampir semua jenis website – organisasi non profit hingga blog.

.orgBiasanya dipakai oleh organisasi non-profit, lembaga amal, dan komunitas.

Tapi, gak ada batasan yang mengharuskan jenis TLD ini boleh dipakai hanya untuk organisasi non-profit.

.netAwalnya sering dipakai organisasi yang bergerak di bidang jaringan. Tapi, sekarang sudah dipakai secara lebih luas, termasuk perusahaan teknologi dan layanan internet.

Bahkan, ada sejumlah website yang gak ada hubungannya dengan teknologi, layanan internet, ataupun komputasi yang pakai TLD “.net”.

.infoDipakai utamanya untuk website yang menyediakan informasi, seperti ensiklopedia online.
.bizDitujukan untuk website dari bisnis kecil yang cari alternatif selain “.com”.
.techBiasanya, jenis TLD ini dipakai oleh website dari bagi perusahaan teknologi.
.storeBisa dipakai untuk toko online.
.blogIdeal untuk website yang berfokus pada produksi artikel blog atau konten editorial.
.app

Sering dipakai untuk website yang concern dalam hal pengambangan software dan aplikasi.

2. Country Code Top-Level Domains (ccTLD)

Contoh ccTLD secara lebih lengkap bisa kamu lihat di bawah ini:

KodeNama NegaraKodeNama Negara
.idIndonesia.egMesir
.ukInggris.plPolandia
.jpJepang.myMalaysia
.auAustralia.chSwiss
.sgSingapura.thThailand
.krKorea Selatan.uzUzbekistan
.ruRusia.irIran
.frPrancis.phFilipina
.caKanada.dkDenmark
.arArgentina.nlBelanda
.deJerman.beBelgia
.esSpanyol.czCeko
.zaAfrika Selatan.hkHongkong
.cnTiongkok.kzKazakhstan
.itItalia.coKolombia
.mxMeksiko.kpKorea Utara
.usAmerika Serikat.npNepal
.saArab Saudi.inIndia
.hrKroasia.ptPortugis

3. Sponsored Top-Level Domains (sTLD)

Beberapa contoh sTLD antara lain:

  • .gov: Dipakai oleh pemerintah Amerika Serikat
  • .edu: Dipakai oleh institusi pendidikan yang diakui, terutama di Amerika Serikat. 
  • .sch.id: Dipakai oleh institusi pendidikan sekolah dasar dan menengah.
  • .go.id: Dipakai oleh instansi pemerintahan di Indonesia.
  • .ac.id: Dipakai oleh institusi pendidikan tinggi (universitas, institut, dan sekolah tinggi) di Indonesia.

TLD dan SEO – Apakah Ada Hubungannya?

Tadi kita sudah sempat bahas kalau TLD bisa memengaruhi ekspetasi audiens terhadap isi website.

Nah, pertanyaannya, apakah TLD punya pengaruh ke SEO?

Ternyata, jawabannya ada!

Ya, TLD ada pengaruhnya terhadap performa SEO website. Kaya gimana ngaruhnya?

Pertama, jelas, dari segi user. Ini sudah kita senggol di awal. Bicara soal user, artinya ini ada pengaruhnya ke persepsi brand.

Domain yang punya TLD populer kaya “.com” dianggap lebih kredibel dan bisa dipercaya.

Kita ambil contoh beberapa situs besar seperti Amazon, Facebook, Microsoft, hingga Apple – semua pake “.com”.

Sebetulnya, algoritma Google ngasi semua jenis TLD untuk bisa ranking dan perform. Jadi, gak ada TLD tertentu yang punya privilege di mata Google.

Tapi, hal tersebut gak 100% berlaku. Ada satu hal yang Google lihat dan prioritaskan dari TLD suatu website – faktor geotargeting.

Saat melihat faktor geotargeting, Google memakai ccTLD untuk menilai target audiens dari suatu website.

Misalnya, kamu punya website dengan top level domain yaitu “.id”.

Nah, artinya, Google akan lebih memprioritaskan websitemu (yang pakai .id) untuk muncul di SERP di Indonesia daripada ccTLD lain seperti .my, .jp, atau .sg.

Palingan, kamu nanti akan bersaing dengan website yang sama-sama pakai .id dan gTLD.

Kalau kamu pakai ccTLD, simpelnya kamu lebih bisa bersaing di SERP negara yang kamu target. Hal tersebut juga berlaku ke sTLD.

Karena TLD ternyata punya pengaruh ke SEO, secara gak langsung TLD juga bisa ngaruh ke traffic dan CTR.

Itulah kenapa AndiLearn memakai TLD “.com” – karena pemakaiannya umum dan punya potensi untuk ngembangin target audiens ke skala internasional.

Cara Kerja Mesin Pencari Google – Cerita di Balik Ranking SERP

Cara Memilih Top Level Domain (TLD)

Ada beberapa cara yang bisa kamu terapkan saat memilih top level domain, antara lain:

1. Pahami Tujuan dan Target Audiens

Langkah pertama adalah pahami tujuan dan target audiens dari websitemu.

Apakah websitemu untuk bisnis, organisasi non-profit, blogging, atau komunitas lokal? Jawaban dari pertanyaan tersebut akan membantumu untuk nentuin TLD yang paling cocok.

  • Bisnis: Jika tujuanmu untuk bisnis, TLD seperti .com atau .net bisa kamu pakai. Kalau audiensmu lokal, pakai ccTLD juga bisa.
  • Organisasi Non-Profit: .org dan .com sering dipakai oleh organisasi non-profit dan lembaga amal.
  • Audiens Lokal: Jika websitemu menargetkan audiens di negara tertentu, apapun tujuan websitemu, kamu bisa consider pakai ccTLD selain memakai .com.

2. Cek Ketersediaan dan Pilih Nama yang Mudah Diingat

Sebelum mutusin pilih TLD yang mana, pastikan dulu kalau TLD tersebut tersedia untuk nama domainmu.

Nama domain yang singkat, mudah diingat, dan terkait dengan bisnis akan lebih efektif dalam branding dan marketing.

Kalau nama domain yang kamu punya gak tersedia untuk TLD yang kamu mau, pertimbangkan untuk pakai TLD lain yang masih sesuai dengan bisnismu.

3. Pertimbangkan Dampak Branding

TLD punya peran penting dalam strategi branding. TLD yang tepat bisa membantu memperkuat brand. Misalnya:

  • .com: TLD yang paling fleksibel dan dikenal oleh audiens.
  • .tech: Kalau kamu punya website di industri tertentu, pilih TLD yang mencerminkan niche juga bisa membantu. Misalnya, .tech untuk teknologi atau .store untuk e-commerce.
  • New gTLD (ngTLD): Memakai TLD baru seperti .blog, .design, atau .shop bisa bikin websitemu keliatan lebih inovatif.

Menurut sebuah artikel oleh Stablepoint, TLD yang sesuai dengan niche bisnis bisa ningkatin kredibilitas dan kepercayaan user.

Apa Itu Branding? – Senjata Andalan untuk Kesuksesan Bisnis!

4. Pertimbangkan Kepercayaan User

Kepercayaan user penting banget dalam kesuksesan sebuah website. Nah, TLD bisa memengaruhi hal ini.

Misal, user mungkin lebih percaya sama website yang TLDnya .gov, .edu, atau .org karena ini dipakai oleh lembaga terpercaya seperti pemerintah atau institusi pendidikan.

Beberapa TLD baru mungkin belum punya tingkat kepercayaan yang bagus di mata user. Ini bisa jadi tantangan saat ingin menarik minat audiens.

5. Faktor SEO

Meskipun Google bilang kalau TLD secara umum gak ngaruh ke ranking, tapi Google masih melihat faktor ccTLD untuk nampilin SERP di tiap negara.

6. Pertimbangkan Biaya dan Pembaruan

Saat memilih TLD, kamu juga perlu mempertimbangkan aspek finansial.

TLD seperti .com biasanya lebih terjangkau karena lebih terkenal. Tapi beberapa ccTLD ataupun TLD khusus punya biaya yang lebih mahal.

Pilih TLD Sesuai dengan Kebutuhanmu!

Memilih dan memahami konsep top level domain adalah langkah penting yang gak boleh diabaikan saat membuat sebuah domain.

TLD memang keliatannya unsur yang sepele. Tapi, TLD gak cuma jadi bagian akhir dari nama domain, tapi juga ngaruh ke persepsi user, strategi branding, dan bahkan SEO.

Khusus untuk SEO, Google memang gak ngeliat TLD sebagai faktor ranking di SERP. Tapi, Google ngeliat ccTLD untuk nampilin SERP di tiap negara.

Misalnya, website dengan TLD “.id” pasti berpeluang muncul di Indonesia – tapi gak muncul di SERP negara lain.

Intinya, memilih TLD harus kamu pikirkan matang-matang. Pastikan sesuai dengan tujuan dan target audiens dari websitemu.

So, pilih TLD sesuai dengan kebutuhanmu ya!

Frequently Asked Questions (FAQ)

TLD membantu nentuin identitas, target audiens, dan bisa ngaruh ke kepercayaan user.

Ada beberapa jenis TLD seperti Generic TLD (gTLD), Country Code TLD (ccTLD), dan Sponsored TLD (sTLD).

Secara langsung, TLD gak ngaruh ke peringkat SEO. Tapi, Google masih melihat ccTLD untuk nampilin hasil SERP di tiap negara.

Misal, website dengan TLD ".id" berpeluang muncul di SERP di Indonesia, tapi tidak di negara lain.

Pertimbangkan tujuan situs, target audiens, relevansi branding, serta faktor kepercayaan user.

 

Referensi

https://cloudmatika.co.id/blog-detail/tld-adalah

https://www.hostinger.co.id/tutorial/apa-itu-tld

https://it.telkomuniversity.ac.id/apa-itu-top-level-domain/

https://www.jagoanhosting.com/blog/tld-adalah/

https://www.cloudeka.id/id/berita/cloud/daftar-lengkap-kode-domain-negara-yang-bisa-anda-gunakan/

https://www.dailyseo.id/on-page/technical/top-level-domain/

https://stablepoint.com/blog/the-best-tld-for-your-business-website

Yuk, Bagikan ke Lebih Banyak Orang!

Artikel Menarik Lainnya!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *