Dalam komunikasi lisan maupun tertulis, memakai majas sindiran jadi cara ampuh untuk menyampaikan pesan secara gak langsung namun tetap nusuk.
Pemakaian majas ini sering banget dilakukan untuk menuangkan kritik, ejekan, bahkan rasa frustrasi – tanpa harus berbicara secara blak-blakan.
Tapi, kalau kita berpikir dari perspektif bahasa, inilah yang bikin majas sindiran begitu spesial dan sering digunakan dalam berbagai situasi – terutama untuk menuangkan keresahan.
Di era digital saat ini, pemakaian majas sindiran makin marak di media sosial.
Netizen sering manfaatin majas ini untuk menuangkan pesan dengan cara yang lebih halus tapi tetap ngena.
Majas sindiran agaknya sudah jadi bahasa baru yang dipahami oleh banyak orang, terutama generasi muda.
Apalagi di berbagai platform seperti Facebook, Instagram, TikTok, ataupun X (Twitter), rasanya tiada hari tanpa sindiran di sana, hahaha.
Mau itu menyindir hal kecil ataupun hal-hal yang bersinggungan dengan orang yang ada di atas sana (tahu kan maksudnya?).
Dengan keterbatasan kata (atau mungkin nyali) dan keinginan agar tetap terlihat ‘santai’, mereka sering banget nyindir dengan cara yang kreatif, lucu, dan out of the box.
Dalam artikel ini, kita akan belajar bareng tentang majas sindiran – dari pengertian dasar hingga contoh penggunaan.
Selain itu, kita juga akan cari tahu gimana majas ini dipakai dalam komunikasi sehari-hari – terutama saat dipakai netizen untuk “memasak” lawan bicaranya di media sosial.
Yuk, langsung saja kita bahas!
Belajar Apa Kita Hari Ini?
Apa Itu Majas Sindiran?
Majas sindiran adalah gaya bahasa atau komunikasi untuk menyampaikan pesan secara gak langsung.
Alih-alih menyampaikan pesan dengan cara frontal atau to the point, majas sindiran menggunakan kalimat yang sifatnya “menyamarkan” makna dari pesan yang dimaksud.
Hal ini dilakukan untuk menyampaikan kritik, sindiran, atau ejekan dengan cara yang lebih halus dan terkesan sopan, tapi tetap menusuk.
Maksud yang ingin disampaikan dalam majas sindiran biasanya kebalikan dari apa yang dinyatakan secara eksplisit/gamblang.
Contohnya, ketika seseorang berkata, “Kamu benar-benar pintar,” padahal maksud sebenarnya adalah kebalikannya – yang artinya bodoh.
Jadi, lawan bicara akan diajak berpikir untuk memahami apa pesan sebenarnya di balik majas sindiran tersebut.
Karena gaya bahasa majas sindiran seperti itu, maka majas ini sarat akan ambiguitas – maksudnya, kalimat yang tertulis/terucap bisa diartikan bermacam-macam oleh lawan bicara.
Jenis Majas Sindiran
Majas sindiran bisa kamu bagi jadi beberapa jenis berdasarakan karakteristiknya – dari yang kesannya masih halus sampai yang kasar. Apa saja?
1. Majas Ironi
Ironi adalah jenis majas sindiran yang paling sering dipakai dalam keseharian maupun sastra.
Majas ini dipakai saat seseorang menyampaikan sesuatu yang berlawanan dengan kenyataan – dengan maksud untuk menyindir atau mengkritik secara halus.
Dengan kata lain, majas ironi menyampaikan kalimat dengan makna yang berlawanan dengan apa yang sebenarnya dimaksudkan.
2. Majas Sarkasme
Selanjutnya ada majas sarkasme. Majas ini sifatnya lebih keras dan kasar daripada majas ironi. Majas sarkasme sering kali memakai kata kasar sampai kotor.
Intensi dari majas ini adalah untuk mengejek atau mencemooh lawan bicara. Artinya, gak ada ambiguitas di dalam majas sarkasme.
Jadi, sebagian orang sudah menganggap majas ini levelnya sudah “menghina” dan bukan lagi “menyindir”.
3. Majas Sinisme
Majas sinisme tergolong majas yang keras. Sekilas majas ini mirip dengan majas sarkasme.
Tapi, diksi atau pemilihan katanya gak sampai menggunakan kata-kata kotor. Simpelnya, majas ini sering kali dipakai oleh orang yang sudah marah, kesal, atau muak.
4. Majas Satire
Nah, majas satire ini agak beda dari ketiga majas di atas. Majas ini tergolong kasar, tapi penyampaiannya gak sefrontal sarkasme ataupun sinisme.
Ambigunya seperti majas ironi, tapi kasarnya seperti majas sarkasme. Nah, itulah satire.
Majas satire ini identik banget dengan kemasan komedi dan sering dipakai di berbagai karya sastra – terutama lelucon gelap atau dark jokes.
Bahkan, majas ini gak cuma bisa disampaikan lewat kata-kata. Lewat gambar atau karikatur pun bisa.
Satire ini juga sering dipakai untuk menyinggung isu-isu sensitif dan dianggap tabu di masyarakat.
5. Majas Innuendo
Jenis majas sindiran yang terakhir adalah innuendo. Majas ini adalah gaya bahasa yang ciri khasnya adalah “mengecilkan” fakta yang ada.
Jadi, majas innuendo juga sering dipakai orang untuk “membumi”.
Contoh Majas Sindiran dan Maknanya
Berikut adalah contoh majas sindiran berdasarkan jenisnya dan maknanya, antara lain:
1. Majas Ironi
Kalimat | Makna |
“Kamu datang tepat waktu seperti biasa.” | Orang tersebut sebenarnya datang terlambat. |
“Wah, kamu bangun pagi-pagi sekali.” | Orang tersebut bangun kesiangan. |
“Wah, kamar kamu rapi sekali!” | Kamarnya berantakan. |
“Luar biasa, kerjamu cepat sekali!” | Kerjanya lambat gak selesai-selesai. |
“Kamu sukses bikin aku naik darah.” | Orang tersebut membuat kesal. |
“Bagus sekali pilihan warna bajumu, sangat menyilaukan mata.” | Pilihan bajunya gak enak dilihat. |
“Wah, masakanmu enak sekali sampai tak tertahankan.” | Masakannya gak enak. |
“Kamu pasti bangga dengan nilaimu yang hanya 40 itu.” | Kritik tajam terhadap nilainya yang rendah. |
“Wah, banyak sekali makanan yang kamu berikan.” | Makanannya terlalu sedikit. |
“Oh, tentu saja, kamu pasti sangat peduli dengan tugas kelompok.” | Orang tersebut sebenarnya gak peduli. |
2. Majas Sarkasme
Kalimat | Makna |
“Badanmu bau sekali seperti bangkai.” | Orang tersebut punya badan yang sangat bau. |
“Wah, kenapa bangun bos? Gak tidur lagi?” | Orang tersebut bangun kesiangan. |
“Kamarmu berantakan banget kaya kandang” | Kamarnya berantakan. |
“Kerjaan kaya gini aja 5 jam gak kelar-kelar?” | Kerjanya lambat gak selesai-selesai. |
“Kamu memang orang yang gak tahu malu.” | Orang tersebut gak punya rasa malu. |
“Itu baju udah kaya lampu disco saja warnanya!” | Pilihan bajunya gak enak dilihat. |
“Wah, aku rasa anjing pun gak akan mau makan masakanmu.” | Masakannya gak enak. |
“Wah mantap sekali manusia IQ rendahan ini!” | Kritik tajam terhadap nilainya yang rendah. |
“Sedikit sekali makanan yang kamu berikan, niat ngasi gak sih?” | Makanannya terlalu sedikit. |
“Peduli dikit bos, jangan apatis jadi orang.” | Orang tersebut sebenarnya gak peduli. |
3. Majas Sinisme
Kalimat | Makna |
“Buat apa segitunya cari uang kalau kesehatan gak dijaga?” | Kritik kepada orang yang gak menjaga kesehatan. |
“Kamu bernafas saja aku sudah kesal.” | Kesal dengan orang tersebut. |
“Buat apa sekolah tinggi-tinggi kalau gak bisa jadi orang berguna?” | Kritik terhadap orang yang pendidikan tinggi tapi gak berguna di masyarakat. |
“Jangan sombong, banyak yang lebih hebat darimu!” | Teguran agar gak sombong. |
“Aku kecewa dengan sikapmu yang seperti ini.” | Orang tersebut membuat kecewa. |
“Hatimu gak secantik rupamu!” | Orang tersebut cantik tapi berperilaku buruk. |
“Kata-katamu kasar sekali, apakah orang tuamu mengajari hal itu di rumah?” | Kritik terhadap orang yang ngomongnya kasar. |
“Sudah malas, menyusahkan orang lain pula” | Kritik tajam terhadap orang yang cuma bisa nyusahin. |
“Kamu ternyata gayanya elit, tapi keuangan sulit.” | Kritik terhadap orang yang terlalu mementingkan gengsi,. |
“Berhenti bicara omong kosong, kata-katamu gak bisa dipegang.” | Orang tersebut selalu ingkar janji. |
4. Majas Satire
Kalimat | Makna |
Karikatur pemimpin politik yang ditampilkan sebagai badut. | Kritik kepada pemimpin yang gak menjaga amanah. |
Cerita pendek tentang masyarakat yang menghargai kebodohan lebih dari kepandaian. | Mengkritik budaya yang lebih menghargai sensasi daripada ilmu atau moralitas. |
Sketsa komedi tentang sekolah yang memberi penghargaan ke siswa yang mencontek. | Mengkritik sistem pendidikan yang kurang menghargai kejujuran. |
“Ayo kerja keras biar bisa bayar pajak untuk menghidupi pejabat dan para simpanannya.” | Kritik pedas terhadap pejabat yang cuma mikirin kesenangan pribadi pakai uang rakyat. |
“Bro, rumahku kemarin seharian hujan dan pagi ini rumahku ada kolamnya!” | Rumahnya kebanjiran. |
Catatan penting:
Untuk ngasi contoh majas satire ini, jujur saja agak susah karena mostly dalam bentuk gambar dan lucunya “dapet” kalau kamu lihat secara langsung.
Plus, untuk menghindari kontroversi, persekusi, dan tukang bakso lewat rumah jam 2 dini hari, penulis saat cari contohnya sudah sangat berhati-hati.
Mohon dimaklumi
5. Majas Innuendo
Kalimat | Makna |
“Oh pantas saja cepat naik jabatan, bapaknya yang punya perusahaan ini.” | Merendahkan kemampuan/skill atau pencapaian. |
“Ngerjain gitu doang nenekku juga bisa.” | Merendahkan pekerjaan atau tugas yang dilakukan seseorang. |
“Udah gak apa-apa meskipun nilaimu semester ini semuanya D.” | Meremehkan nilai D di semua mata kuliah. |
“Jangan sedih dia mutusin kamu, cewek banyak di luar sana, bro!” | Mengecilkan mantan pacar dari seseorang. |
“Pantas saja dia cepat naik pangkat, pake uang pelicin nih.” | Merendahkan pencapaian seseorang. |
“Sekolah tinggi-tinggi, eh diajak diskusi gak nyambung.” | Merendahkan strata pendidikannya. |
“Begini doang, anak TK juga bisa.” | Mengecilkan tugas atau pekerjaan. |
“Yaelah juara Piala Dunia settingan itu!” | Mengecilkan pencapaian. |
“Sudahlah, hilang uang 10 juta gak seberapa, pasti kamu dapat gantinya” | Mengecilkan nominal uang yang hilang. |
“Yaelah gitu doang dipikirin, santai saja bro.” | Merendahkan suatu hal yang dipikirkan seseorang. |
Majas Sindiran dalam Kehidupan Sehari-hari
Majas sindiran sering dipakai untuk menuangkan kritik, keresahan, atau ketidakpuasan dengan cara yang lebih halus dan kadang humoris dalam interaksi sehari-hari.
Misalnya, saat temanmu telat datang ke janji temu, kamu mungkin bilang secara langsung, “Wah, kamu benar-benar ahli dalam datang tepat waktu!”.
Atau mungkin seorang ibu yng nyindir anaknya yang bangunnya kesiangan, “Rajin banget nak jam segini baru bangun!”.
Sindiran ini disampaikan dengan cara yang lebih ringan dan tidak terlalu konfrontatif.
Selain di percakapan sehari-hari, majas sindiran sudah jadi “makanan favorit” netizen di media sosial – terutama untuk mengkritik kebijakan, fenomena sosial, hingga opini yang menurut mereka “jelek”.
Contoh paling gampang, deh – saat ada provider internet yang koneksinya sedang lambat. Kamu pasti gampang banget nemu netizen yang protes di media sosial.
Netizen mungkin akan nulis, “Terima kasih kepada provider internet, akhirnya saya bisa menikmati zaman batu tanpa adanya internet.”.
Sebetulnya, bentuk majas sindiran yang paling terkenal dan sering dipakai di internet adalah dalam bentuk meme – sehingga mengandung kesan humor dan gelak tawa pembacanya.
Meme juga sering jadi jembatan untuk menjalin koneksi dengan orang lain. Sindiran yang lucu dan cerdas sering banget dapat respon seperti like, share, dan komentar.
Gak Semua Orang Bisa Terima Sindiran
Di balik olah kata yang cerdas dan kadang dibalut dengan jenaka, nyatanya gak semua orang bisa menerima sindiran.
Respon orang sangat bervariasi saat menerima sindiran. Sebagian orang bisa terima, santai, dan akhirnya introspeksi – tapi sebagian lain bisa tersinggung dan marah.
Tentu, kalau sampai ada orang yang marah, ini besar banget peluangnya untuk melahirkan konflik.
Kalau ranahnya di media sosial, bisa jadi kamu akan tersandung kasus hukum kalau pihak yang tersinggung melapor delik aduan ke pihak berwajib.
Respon seseorang terhadap majas sindiran dipengaruhi oleh beberapa hal – kepribadian, isu yang diangkat, dan hubungan antara pihak yang terlibat. Kita bahas satu-satu.
1. Kepribadian
Pertama adalah kepribadian. Orang sensitif atau punya harga diri yang rendah cenderung lebih sulit menerima kritik, bahkan dalam bentuk sindiran ringan karena merasa dipermalukan.
2. Isu yang Diangkat
Kedua adalah isu yang diangkat. Ada beberapa isu yang bagi sebagian orang cukup sensitif atau bahkan tabu untuk dikritik – apalagi kalau dibalut jenaka dan jadi bahan tertawaan.
Terutama topik yang menyangkut hal pribadi – keluarga, kepercayaan (kebiasan, budaya, atau agama), preferensi politik, dan kesukuan adalah beberapa contohnya.
Termasuk pula hal pribadi yang skalanya lebih kecil seperti menyindir artis hingga tim bola favorit.
Jangan salah, dua hal barusan bisa bikin sebagian orang marah kalau kamu senggol. Lihat saja siapa yang sering ribut di Twitter – kalo gak ributin idol, ya tim bola.
3. Hubungan Antara Pihak yang Terlibat
Faktanya, ada banyak orang yang tersinggung hingga marah saat mendengar sindiran meskipun sindirran tersebut gak ditujukan untuk mereka.
Ini bisa terjadi karena bisa saja yang disindir adalah pihak yang punya hubungan dengan orang tersebut – bisa jadi orang tua, saudara, almamater, idola, pasangan, anak, atau temannya.
Kapan Harus Menyindir?
Faktanya, majas sindiran bisa jadi pedang bermata dua yang bisa nimbulin konflik sampai kasus hukum.
Memang, negara ini mengusung konsep demokratis. Tapi, inilah kenyataannya – kalau lagi apes di media sosial, delik aduan bisa menanti.
Pertanyaannya, kapan sebaiknya kita memakai majas sindiran?
Sebetulnya, gak ada aturan baku kapan boleh menyindir dan siapa yang boleh kamu sindir.
Kalau kamu merasa ada hal yang gak beres dan kamu ingin sindir, sindir saja. Hal ini tetap bagian dari jalannya proses demokrasi di negara ini.
Tapi, setidaknya kamu harus hati-hati saat memilih kata. Pintar-pintar merangkai kata agar sindiranmu bisa halus dan gak bener-bener “nusuk” perasaan orang.
Kalau kamu sadar, banyak banget orang di Twitter punya akun “anonim” agar mereka bisa lebih lepas saat ngeluarin pendapatnya.
Meskipun pakai akun anonim, “main aman” saat pakai majas sindiran tetap diperlukan.
Boleh Menyindir, Tapi Harus Main Aman!
Majas sindiran adalah gaya bahasa yang memungkinkan kita untuk menuangkan kritik dan keresahan dengan cara yang cerdas.
Jenis majas ini bisa jadi alat komunikasi yang efektif kalau dipakai dengan tepat – baik itu di kehidupan sehari-hari, media sosial, bahkan dalam budaya populer.
Tapi, seperti pedang bermata dua, majas sindiran yang gak dikelola dengan baik justru bisa jadi sesuatu yang merugikan, baik bagi penyampai pesan maupun penerima.
Saat kita memakai majas sindiran, penting untuk selalu melihat konteks, niat, dan perasaan orang yang kita tuju.
Respon orang yang nerima sindiran bisa bervariasi – dari tawa hingga sakit hati. Jadi, gak semua orang bisa nerima sindiran.
Paham gimana caranya nyindir yang aman dan halus adalah kunci agar pesan yang kamu sampaikan bisa mencapai tujuannya tanpa adanya konflik hingga masalah hukum.
Pada akhirnya, nyindir bisa menjadi cara yang menyenangkan dan efektif untuk ekspresi diri.
Tapi, kita harus selalu ingat kalau komunikasi yang baik adalah tentang membangun hubungan positif.
Jangan sampai karena majas sindiran, kamu masuk ke dalam konflik atau masalah hukum.
Jadi, boleh menyindir, tapi pastikan bermain aman.
Frequently Asked Questions (FAQ)
Apa saja jenis majas sindiran?
Jenis-jenis majas sindiran meliputi ironi, sarkasme, sinisme, satire, dan innuendo.
Mengapa tidak semua orang bisa menerima sindiran?
Tidak semua orang bisa menerima sindiran karena faktor kepribadian, pengalaman, dan hubungan antara pihak yang terlibat.
Referensi
https://penerbitdeepublish.com/majas-sindiran/
https://www.ruangguru.com/blog/majas-sindiran
https://www.cnnindonesia.com/edukasi/20220907102056-569-865476/majas-sindiran-pengertian-jenis-dan-contohnya