Majas Sinekdoke – Pengertian, Jenis, Ciri-ciri, dan Contohnya

Majas Sinekdoke – Pengertian, Jenis, Ciri-ciri, dan Contohnya

Majas pertentangan adalah salah satu tipe majas yang sering orang pakai dalam karya tulis ataupun percakapan sehari-hari.

Kita pun juga sudah sempat bahas beberapa contohnya – litotes, hiperbola, antitesis, hingga paradoks.

Nah, sekarang, kita akan bahas jenis majas kelima dalam majas pertentangan – majas sinekdoke.

Majas ini bisa kita bilang cukup unik karena punya dua arti atau pengertian.

Penasaran? Yuk, langsung saja kita pelajari majas sinekdoke!

Apa Itu Majas Sinekdoke?

Majas sinekdoke adalah gaya bahasa yang menggunakan salah satu bagian dari objek untuk mewakili keseluruhan, atau sebaliknya menggunakan keseluruhan untuk mewakili salah satu bagian dari objek.

Contoh simpelnya seperti penggunaan kata “batang hidung” untuk mengganti kata “orang” secara keseluruhan.

Majas sinekdoke terbagi menjadi dua jenis, yaitu:

  • Pars pro toto.
  • Totem pro parte.

Apa perbedaan di antara kedua jenis tersebut?

Jenis Majas Sinekdoke

Kita barusan banget sudah tahu kalau ada dua jenis majas sinekdoke – pars pro toto dan totem pro parte. Nah, apa bedanya kedua jensi majas sinekdoke tersebut?

1. Pars Pro Toto

Pars pro toto adalah majas yang memakai sebagian dari objek untuk mewakili seluruh objek tersebut.

Istilah pars pro toto ini berasal dari bahasa Latin – pars artinya sebagian, pro artinya untuk, dan toto artinya seluruh.

2. Totem Pro Parte

Totem pro parte adalah majas yang memakai seluruh dari objek untuk mewakili sebagian objek. Dengan kata lain, kebalikan dari pars pro toto.

Istilah totem pro parte pun juga berasal dari bahasa Latin – totem artinya seluruh, pro artinya untuk, parte artinya sebagian.

Ciri-ciri Majas Sinekdoke

Ciri-ciri utama dari majas sinekdoke yang bisa kamu temukan baik di pars pro toto ataupun totem pro parte adalah penggambaran objek yang gak sesuai dengan realita/literal.

Misalnya, kamu memakai kata “batang hidung” untuk menggambarkan seseorang (pars pro toto).

Contoh lain, kita sering memakai kata “Indonesia” untuk menggambaran sebelas punggawa Timnas saat sedang bermain di lapangan (totem pro parte).

Contoh Majas Sinekdoke

Agar kita punya pemahaman yang lebih baik tentang majas sinekdoke, ini dia beberapa contohnya yang sering kita dengar atau baca dalam kehidupan sehari-hari – pars pro toto ataupun totem pro parte.

Contoh Pars Pro Toto

  1. “Tak seorang pun melihat batang hidung Budi sejak kemarin.” – kata “batang hidung” mewakili Budi secara individu.
  2. “Pria itu bekerja keras karena ada mulut yang harus ia beri makan.” – kata “mulut” mewakili anggota keluarganya.
  3. “Cepat kamu angkat kaki dari rumah ini!” – kata “kaki” mewakili seorang individu.
  4. “Kecantikan wanita itu telah menarik perhatian ratusan pasang mata.” – kata “pasang mata” mewakili orang.
  5. “Aku memelihara 10 ekor kucing di rumah.” – kata “ekor” mewakili kucing secara individu.

Contoh Totem Pro Parte

  1. Indonesia mengalahkan Arab Saudi dengan skor 2-0 di Stadion Gelora Utama Bung Karno.” – kata “Indonesia” dan “Arab Saudi” mewakili masing-masing kesebelasan yang bermain.
  2. Jepang sejak dulu sudah terkenal dengan sikap disiplin.” – kata “Jepang” mewakili sebagian masyarakatnya.
  3. Kelas 9A memang terkenal berprestasi.” – kata “kelas 9A” mewakili sebagian siswanya.
  4. Generasi muda lebih cepat menguasai teknologi.” – kata “generasi muda” mewakili sebagian orang yang berumur muda.
  5. Jakarta bersiap menyambut kedatangan Taylor Swift.” – kata “Jakarta” mewakili sebagian masyarakatnya.

Sudah Paham Apa Itu Majas Sinekdoke?

Majas sinekdoke adalah gaya bahasa ketika pembicara memakai sebagian objek untuk mewakili seluruh objek ataupun sebaliknya.

Majas ini termasuk ke dalam majas pertentangan – bersamaan dengan litotes, hiperbola, antitesis, dan paradoks.

Sinekdoke merupakan majas yang terbilang cukup unik karena di dalamnya ada dua jenis – pars pro toto dan totem pro parte.

Kalau kita perhatikan, majas sinekdoke ini sering dipakai di kehidupan sehari-hari.

Pars pro toto dipakai untuk ningkatin estetika dari sebuah kalimat – misal, mengganti kata “orang” dengan “batang hidung”.

Kalau totem pro parte biasanya untuk mempersingkat kata – misal, alih-alih menggunakan kata “Timnas Indonesia”, orang hanya menyebut “Indonesia”.

Nah, kalau kamu ada ide pembahasan atau ingin memberikan kritik dan saran, bisa langsung tulis di kolom komentar, ya!

Frequently Asked Questions (FAQ)

Ada dua jenis yaitu pars pro toto dan totem pro parte.

“Kecantikan wanita itu menarik perhatian ratusan pasang mata.” (Kata “pasang mata” mewakili orang).

“Indonesia mengalahkan Arab Saudi dengan skor 2-0.” (Kata “Indonesia” mewakili tim sepak bolanya).

Ciri utamanya adalah penggunaan kata atau frasa yang tidak literal untuk menggambarkan sebagian atau keseluruhan objek.

 

Referensi

https://news.detik.com/berita/d-6405787/pengertian-majas-sinekdoke-ciri-ciri-jenis-jenis-dan-contohnya

https://www.sampoernaacademy.sch.id/id/majas-sinekdoke/

https://www.zenius.net/blog/majas-sinekdoke-dan-contohnya

Yuk, Bagikan ke Lebih Banyak Orang!

Artikel Menarik Lainnya!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *