Mengenal Penerapan AIDA dalam Marketing

AIDA dalam Marketing: Penerapan, Kelebihan, dan Kekurangan

Eksekusi strategi marketing yang tepat sasaran punya peran vital dalam berjalannya suatu bisnis. Ada beberapa strategi marketing yang sudah diketahui sampai saat ini – salah satunya AIDA.

AIDA ini adalah salah satu model marketing yang paling terkenal dan banyak diandalkan oleh marketer. Terutama, saat identifikasi customer journey.

Pada artikel ini, kamu akan belajar lebih detail mengenai penerapan model AIDA dalam marketing.

Sudah siap?

Apa Itu AIDA?

AIDA (Awareness, Interest, Desire, Action) adalah model pemasaran yang menjabarkan tahapan yang calon konsumen alami selama proses pembelian suatu produk/jasa.

Model ini mencakup tahapan saat calon konsumen belum kenal suatu brand, sudah kenal, hingga melakukan proses pembelian.

Menurut artikel dari liveaboutdotcom, model AIDA sendiri berasal dari Elias St Elmo Lewis pada tahun 1899. Ya, model AIDA ini sudah berumur lebih dari 100 tahun.

Sesuai kepanjangannya, AIDA dalam marketing sendiri terdiri dari empat tahap – awareness, interest, desire, dan action.

Nah, kita akan langsung kupas tuntas keempat tahap tersebut setelah ini.

4 Tahap Model AIDA dalam Marketing

Berikut adalah empat tahap dari penerapan model AIDA, antara lain:

1. Awareness

Awareness adalah tahap pertama dari penerapan model AIDA dalam marketing.

Maksud dari tahap ini adalah membuat brand memiliki daya tarik. Tujuannya agar calon konsumen sadar kalau brand tersebut ada dan menjual produk/jasa yang mereka butuhkan.

Proses ini merupakan tahap penting karena dari tahap inilah calon konsumen bisa kenal dengan brandmu.

Tak kenal maka tak sayang. Kalau mereka gak kenal dengan brandmu, gimana caranya mereka percaya dan mau membeli produk/jasamu?

Itulah alasan kenapa tahap ini penting banget. Buat mereka kenal dulu di awal, lalu buat mereka merasa tertarik dengan brandmu.

Tahap awareness ini bisa kamu lakukan dengan berbagai cara – beriklan konvensional (baliho, banner, TV, radio), iklan di internet, ataupun numbuhin brand secara organik via SEO.

Ada beberapa poin yang harus kamu perhatikan untuk menyiapkan proses awareness ini, yaitu:

  • Cara membuat calon konsumen tahu brandmu.
  • Media apa yang bisa dipakai untuk menjangkau calon konsumen.
  • Apa yang calon konsumen rasakan saat belum mengenal brandmu (pain points).
  • Pesan seperti apa yang ingin disampaikan?

2. Interest

Selanjutnya, ada tahap interest. Pada tahap ini, konsumen sudah merasa tertarik dengan produk/jasa yang brandmu tawarkan.

Di sinilah tugasmu untuk mempertahankan ketertarikan mereka. Buatlah iklan dan konten yang relevan dan bervariasi agar calon konsumen gak bosan.

Calon konsumen di tahap ini sudah tahu apa solusi dari masalah yang mereka hadapi. Kamu bisa promosiin produk/jasa dari brandmu sebagai solusi terbaik.

Buat mereka makin tertarik dan ingin mengenal brandmu lebih dalam.

Beberapa pertimbangan dalam proses interest yaitu:

  • Konten seperti apa yang cocok untuk membuat mereka ingin membeli?
  • Gimana cara penyampaian konten agar efektif?

3. Desire

Tahap desire adalah kondisi saat calon konsumen sudah punya keinginan untuk membeli produk/jasamu. Tapi, cuma sebatas keinginan.

Konsumen sering kali punya beberapa opsi untuk membeli produk/jasa yang mereka butuhkan. Mereka masih mempertimbangkan dari brand mana mereka akan beli.

Calon konsumen pada akhirnya memilih satu brand untuk mereka beli produk/jasanya. Nah, di sini tugasmu agar calon konsumen menempatkan brandmu sebagai first choice.

Gimana caranya biar brandmu terkesan lebih unggul, terpercaya, dan paling worth it?

Buat konten yang nunjukkin keunggulan dan manfaat dari produk/jasa brandmu. Apa yang produk/jasamu bisa lakukan untuk menyelesaikan masalah calon konsumen tapi kompetitor gak bisa.

Selain fitur, jangan lupa untuk jelasin juga benefits dari produk/jasamu.

Calon konsumen mau ngeluarin duit agar dapet benefit, bukan fitur. Nampilin fitur itu fungsinya untuk ngasi bukti kalau benefit itu beneran ada. Tapi, benefits yang terpenting.

Selain keunggulan produk/jasa itu sendiri, hal-hal lain di luar produk/jasa juga ngaruh.

Misal, kalau kamu jual barang elektronik. Kamu bisa ngasi tutorial agar calon konsumen lebih gampang saat memakainya.

Kalau kebanyakan brand cuma ngasi buku panduan, kamu bisa kasi media tambahan seperti video.

Selain itu, hal-hal lain yang juga punya pengaruh yaitu garansi, call center, jaminan uang kembali, diskon, membership, bonus, dan masih banyak lagi.

Intinya, hal yang harus kamu pertimbangkan yaitu:

  • Benefits dan fitur dari produk/jasa
  • Layanan tambahan
  • Keunikan brandmu yang brand lain gak punya
  • Apakah ada sentuhan terakhir seperti diskon atau bonus?

4. Action

Nah, di sinilah calon konsumen sudah berubah menjadi konsumen.

Tahap action adalah momen ketika mereka sudah memutuskan membeli produk/jasa darimu dan melakukan aksi pembelian. Ini adalah tahap terakhir model AIDA dalam marketing.

Pembelian ini gak cuma datang ke toko langsung. Beberapa bentuk lain action yaitu langganan newsletter, panggilan telepon, atau beli di website/e-commerce.

Pada tahap terakhir ini juga kamu bisa memberi value dan pengalaman tambahan seperti kartu ucapan terima kasih dan service maksimal saat transaksi.

Kelebihan dan Kekurangan Model AIDA

Penerapan model AIDA dalam marketing sudah berlangsung lebih dari 100 tahun. Artinya, metode ini memang bermanfaat bagi marketer.

Selain itu, model ini pun juga banyak turunannya – DAGMAR, AIDAS, dan AISDALSLove.

Berikut adalah kelebihan dan kekurangan model AIDA

1. Kelebihan

Kelebihan metode AIDA antara lain:

  • Bisa menjabarkan proses pembelian calon konsumen secara sederhana.
  • Membantu marketer dalam memahami jenis konten yang tepat.

2. Kekurangan

Selain kelebihan, AIDA juga punya kekurangan seperti:

  • Gak mempertimbangkan impulse purchase.
  • Terkadang, penjelasan proses ini terlalu simpel bagi sebagian brand.
  • Gak mempertimbangkan faktor kepuasan, kepercayaan, ketersediaan barang, dan harga.
  • Perlu dikombinasikan dengan konsep marketing funnel lain, customer awareness, dan marketing flywheel agar eksekusinya makin tepat.

Sudah Paham Penerapan AIDA dalam Marketing?

AIDA adalah model marketing yang sudah ada lebih dari 100 tahun. Hal ini bukan sebuah kebetulan – model ini timeless dan membantu marketer saat eksekusi strategi marketing yang jitu.

Model AIDA dalam marketing terbagi menjadi empat proses – awareness, interest, desire, dan action. Tiap proses ini perlu eksekusi yang berbeda.

Memahami AIDA sangat membantu dalam mengenal calon konsumen dan nentuin strategi apa yang harus kamu lakukan agar mereka mau beli produk/jasa brandmu.

Tapi, penerapan model ini sendiri perlu kamu kombinasikan dengan konsep marketing lain agar strategimu ke depannya lebih akurat dan efektif.

Frequently Asked Questions (FAQ)

Metode AIDA punya beberapa kelebihan, antara lain:

  • Bisa menjabarkan proses pembelian calon konsumen secara sederhana.
  • Membantu marketer dalam memahami jenis konten yang tepat.

AIDA punya beberapa kekurangan seperti:

  • Gak mempertimbangkan impulse purchase.
  • Terkadang, penjelasan proses ini terlalu simpel bagi sebagian brand.
  • Gak mempertimbangkan faktor kepuasan, kepercayaan, ketersediaan barang, dan harga.
  • Perlu dikombinasikan dengan konsep marketing funnel lain, customer awareness, dan marketing flywheel agar eksekusinya makin tepat.

 

Referensi

https://glints.com/id/lowongan/aida-adalah/

https://www.thebalancecareers.com/get-to-know-and-use-aida-39273

Yuk, Bagikan ke Lebih Banyak Orang!

Artikel Menarik Lainnya!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *