Dalam kehidupan sehari-hari, seringkali kita dihadapkan pada situasi yang mengaruskan kita memakai bahasa yang lebih sopan.
Misalnya, saat kita mau minta izin guru atau dosen ke kamar mandi. Kita sering pakai kata “belakang” – daripada “kamar mandi” secara harafiah, kan?
Terus, kalau ada orang yang berkebutuhan khusus. Seringkali masyarakat pakai kata seperti tunawicara, tunanetra, ataupun tunarungu untuk mengganti kata bisu, buta, dan tuli.
Nah, tahukah kamu kalau itu juga termasuk ke dalam majas? Ya, gaya bahasa tersebut bisa kita sebut sebagai majas eufemisme.
Selain di kehidupan sehari-hari, majas eufemisme sebenarnya juga sering kita temukan di berbagai karya tulis seperti artikel, buku, hingga novel.
Artikel ini akan bahas majas ini secara lengkap – dari pengertian, ciri-ciri, dan contohnya!
Belajar Apa Kita Hari Ini?
Apa Itu Majas Eufemisme?
Majas eufemisme adalah gaya bahasa yang mengandung kata-kata halus agar kalimat terdengar lebih sopan. Majas ini masuk ke salah satu jenis majas perbandingan.
Orang sering pakai majas ini agar kalimat yang mereka ucapkan terkesan lebih sopan dan pantas. Selain itu, eufemisme juga dipakai agar pendengar gak merasa tersinggung.
Meskipun, pernyataan aslinya pun bisa jadi gak kasar sama sekali.
Misalnya kaya contoh di intro. Kamu lebih milih untuk bilang “izin ke belakang” daripada “izin ke kamar mandi”.
Ciri-Ciri Majas Eufemisme
Beberapa ciri-ciri majas eufemisme yaitu:
1. Terkesan Lebih Halus dan Sopan
Ciri-ciri yang paling jelas keliatan dari majas ini adalah terkesan lebih sopan dan halus.
Makanya, kamu bakal sering nemuin orang pakai eufemisme ke orang yang lebih tua atau punya kedudukan lebih tinggi.
2. Kata-katanya Gak Harafiah
Kata ganti yang terkandung pada majas eufemisme seringkali gak harafiah.
Misal, kata “belakang” untuk mengganti “kamar mandi” atau kata “gugur” untuk mengganti kata “meninggal”.
3. Sering Dipakai untuk Mengganti Kata yang Mengalami Peyorasi
Ciri terakhir dari eufemisme adalah sering dipakai untuk mengganti kata yang mengalami peyorasi.
Kata yang mengalami peyorasi? Apa maksudnya?
Kata yang mengalami peyorasi artinya kata yang sudah mengalami pergeseran makna, terutama ke arah negatif.
Misalnya, kata “bangsat” atau “kampret” yang punya makna sebagai umpatan kasar. Semua orang tahu ini.
Padahal, kata “bangsat” dan “kampret” punya arti sebenarnya.
Bangsat artinya hewan kutu kasur atau kutu busuk.
Kampret artinya kelelawar kecil pemakan serangga.
Gak percaya? Coba aja cek KBBI.
Kalau kamu mau mendeskripsikan kutu busuk atau kelelawar, susah juga kalau kamu pakai kata “bangsat” atau “kampret” kan?
Nah itu dia fungsinya majas eufemisme.
Contoh Majas Eufemisme
Berikut adalah contoh majas eufemisme yang sering kita temui di kehidupan sehari-hari:
- “Beliau sudah berpulang kemarin malam setelah sakit panjang.” – berpulang mengganti meninggal dunia.
- “Sekolah ini memiliki program khusus untuk anak-anak yang berkebutuhan khusus.” – berkebutuhan khusus mengganti disabilitas.
- “Keluarga itu kurang beruntung secara finansial, sehingga berhak menerima bantuan.” – kurang beruntung secara finansial mengganti miskin.
- “Petugas kebersihan memastikan bahwa kantor selalu dalam keadaan rapi dan bersih.” – petugas kebersihan mengganti tukang sapu.
- “Nenekku sudah memasuki usia lanjut, tapi masih aktif berkebun setiap hari.” – usia lanjut mengganti tua.
- “Anak itu mungkin kurang cerdas di kelas, tapi dia sangat berbakat dalam seni.” – kurang cerdas mengganti bodoh.
- “Dia merasa lebih sehat setelah mengikuti program diet, meskipun berbadan besar.” – berbadan besar mengganti gemuk.
- “Setelah perusahaan tutup, dia sementara ini tidak bekerja dan mencari peluang baru.” – tidak bekerja mengganti menganggur.
- “Banyak pekerja informal yang berjuang keras untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.” – pekerja informal mengganti pekerja serabutan.
- “Dia memutuskan untuk memperbaiki penampilannya demi meningkatkan rasa percaya diri.” – memperbaiki penampilan mengganti operasi plastik.
- “Selama musim dingin, banyak tuna wisma yang mencari tempat penampungan.” – tuna wisma mengganti gelandangan.
- “Kantor kami memiliki fasilitas yang ramah untuk difabel.” – difabel mengganti cacat.
- “Dia sedang mendapatkan bantuan profesional karena mengalami masalah mental.” – masalah mental mengganti gila.
- “Warga binaan di lembaga pemasyarakatan itu mendapatkan pelatihan keterampilan kerja.” – warga binaan mengganti narapidana.
Sudah Paham tentang Majas Eufemisme?
Majas eufemisme memang gak seterkenal majas lain seperti personifikasi, hiperbola, ataupun metafora. Tapi, majas ini ternyata sering banget kita dengar di kehidupan sehari-hari.
Eufemisme sering dipakai agar sebuah kalimat terdengar lebih sopan dan halus. Kamu pun juga bisa nemuin majas ini dengan mudah di buku, novel, hingga artikel online.
Frequently Asked Questions (FAQ)
Apa ciri-ciri utama dari Majas Eufemisme?
Ciri-ciri utama eufemisme adalah penggunaan kata-kata yang lebih halus, tidak harafiah, dan sering menggantikan kata yang mengalami peyorasi.
Referensi
https://www.zenius.net/blog/majas-eufimisme
https://www.gramedia.com/literasi/majas-eufemisme/?srsltid=AfmBOoqRMpQfB297-aC-tgwNyyUKhXc6-FP_yb0AkdrWmmb6ZOo7h0EG