Konten adalah salah satu faktor terpenting dalam SEO. Selain membuat konten berkualitas, kamu juga bisa “memangkas” konten yang performanya gak maksimal.
Ya, selain nambah jumlah konten, ternyata ngurangin jumlah konten di website juga bisa kamu lakukan agar performa SEO lebih maksimal.
Nah, proses eliminasi jumlah konten ini bisa kita sebut sebagai content pruning.
Tapi, gak sembarang konten bisa kamu eliminasi dari website. Lalu, seperti apa konten yang sebaiknya kita hapus?
Gimana caranya kita tahu konten yang perlu kita eliminasi?
Yuk, kita cari jawabannya di artikel ini!
Belajar Apa Kita Hari Ini?
Apa Itu Content Pruning?
Content pruning adalah proses menghapus konten yang ada di website, khususnya konten yang gak berkualitas dan ngasi value ke website.
Konten yang gak ngasi value ini maksudnya bisa dalam bentuk gak bisa bersaing di SERP, gak punya engagement, ataupun informasinya sudah gak relevan lagi.
Proses content pruning ini bisa kita ibaratkan kaya berkebun. Kamu pasti ngelakuin perawatan kaya nyabut rumput liar dan mangkas pohon agar lebih rapi, kan?
Nah, merawat website juga bisa kamu lakukan dengan pendekatan yang sama – gak cuma nambah konten, tapi juga bisa hapus konten yang gak berkualitas.
Apa Manfaat Content Pruning?
Content pruning ngasi beberapa manfaat untuk website sekaligus performa SEO, yaitu:
1. Ningkatin Kualitas Konten di Website
Menghapus konten yang gak berkualitas di website bisa bikin kualitas konten secara keseluruhan jadi lebih baik dan relevan.
Jadinya, websitemu cuma menyediakan konten yang relevan dan berkualitas. Tentu, ini baik di mata audiens dan sesuai dengan pedoman Google Helpful Content.
2. User Experience Bisa Lebih Baik
Konten yang relevan dan berkualitas secara langsung bisa bikin user experience yang lebih baik.
Audiens pun akan makin betah berkunjung ke websitemu dan bisa saja mereka mempromosikannya ke kerabat terdekat
3. Proses Crawling yang Lebih Efisien
Proses crawling bisa lebih efisien karena cuma berjalan ke halaman-halaman dengan konten berkualitas.
Konten Apa yang Sebaiknya Kamu Pruning?
Berikut adalah beberapa jenis konten yang bisa kamu pruning dari website, antara lain:
1. Thin Content
Konten yang informasinya terlalu pendek dan gak ada nilai tambahnya buat audiens sebaiknya kamu pruning saja.
Pasalnya, konten kaya gini dianggap berkualitas rendah oleh Google dan bisa ngasi dampak negatif ke SEO.
2. Konten yang Informasinya Gak Relevan
Konten yang gak relevan ini maksudnya bisa konten yang nichenya gak nyambung atau yang informasinya sudah ketinggalan zaman.
Terutama buat yang nichenya gak nyambung lagi sama goal dan topik websitemu, sebaiknya memang hapus saja.
Tapi kalau yang sudah ketinggalan zaman (misalnya kaya strategi SEO di tahun 2018), itu masih bisa kamu optimasi dengan ganti informasinya dengan yang relevan dan terbaru.
3. Konten Duplikat
Kalau kamu punya konten yang duplikat dan informasinya sama dengan page lain (artinya gak ngasi nilai tambah), sebaiknya kamu pruning saja.
4. Konten yang Decay
Konten yang sudah decay dan gak kunjung perform padahal sudah kamu optimasi beberapa kali juga bisa kamu pruning.
Meskipun relevan, biasanya konten yang decay trafficnya rendah dan sangat sulit untuk naik. Beda halnya dengan konten lama dengan traffic rendah – yang masih bisa kamu upayakan agar trafficnya naik.
Cara Melakukan Content Pruning
Sebenarnya, ngelakuin content pruning itu sederhana. Berikut caranya:
1. Audit Konten
Langkah pertama yaitu lakukan audit terhadap semua konten yang ada di website. Audit ini mencakup:
- Cek kualitas informasi (relevansi, kelengkapan, dan unsur E-E-A-T).
- Cek performa (clicks, impressions, traffic, dan ranking).
- Cek histori optimasi konten.
2. Buat List Konten yang Performanya Kurang Baik
Dari hasil audit konten tersebut, kamu bisa cek konten mana saja yang performanya kurang, kualitasnya masih bisa kamu tingkatkan, dan histori optimasi konten tersebut.
Nah, hasil audit konten biasanya ngasi kamu insight kalau konten tersebut bisa kamu:
- Optimasi isinya.
- Gabungkan dengan artikel lain.
- Hapus (pruning).
3. Tentukan Konten yang Bisa Kamu Pruning
Konten yang kamu pruning yaitu:
- Informasinya benar-benar sudah gak relevan dengan target audiensmu dan topik/niche yang ada di website.
- Performa konten kurang.
- Sudah kamu optimasi berulang kali tapi gak kunjung membaik, bahkan bisa jadi malah makin turun.
Poin pertama adalah faktor paling utama yang bisa kamu pakai untuk nentuin content pruning di websitemu.
4. Hapus Konten
Setelah kamu tahu konten mana saja yang bisa dipruning, kamu tinggal hapus kontennya.
5. Lakukan Redirect 301
Setelah kontennya kamu hapus, URL dari konten tersebut akan jadi 404 not found. Nah, jangan lupa buat kamu redirect.
Kalau itu landing page, bisa ke category pagenya atau homepage. Kalau artikel blog, bisa ke halaman blognya.
Pastikan Konten di Websitemu Berkualitas!
Memastikan semua konten yang ada di website berkualitas dan relevan adalah tugas utama dari SEO specialist.
Cara memastikan kualitas semua konten tersebut pun beragam. Gak cuma optimasi artikel lama ataupun bikin konten baru yang E-E-A-T, content pruning pun juga bisa kamu lakukan.
Sesuai namanya, kamu perlu menghapus konten-konten yang ada di website, yang pastinya konten gak bermanfaat dan performanya gak bagus.
Kamu bisa cari tahu konten mana saja yang cocok untuk kamu pruning lewat content audit. Jadi, sudah siap bikin semua konten di websitemu berkualitas?
Frequently Asked Questions (FAQ)
Apa itu content pruning?
Content pruning adalah proses menghapus konten di website yang tidak relevan, berkualitas rendah, atau tidak memberikan nilai tambah ke audiens.
Kenapa content pruning penting untuk SEO?
Karena dapat meningkatkan kualitas keseluruhan website, membuat proses crawling lebih efisien, dan meningkatkan kepercayaan Google terhadap situsmu.
Konten seperti apa yang perlu dihapus saat content pruning?
Thin content, konten duplikat, konten yang sudah tidak relevan, serta konten yang sudah dioptimasi tapi tetap tidak perform.
Haruskah semua konten berkinerja rendah dihapus?
Tidak selalu. Konten yang tidak perform bisa dioptimasi atau digabung dengan artikel lain jika masih punya potensi.
Referensi
https://whello.id/tips-digital-marketing/content-pruning
https://idwebhost.com/blog/content-pruning