5 Status HTTP – Arti dan Penyebabnya

5 Status HTTP – Arti dan Penyebabnya

Seorang praktisi SEO gak selalu dapatin proses kerja yang mulus. Kadang, ada saja problem atau masalah yang cukup mengganggu performa SEO.

Tentu masalah tersebut harus segera diselesaikan. Salah satu masalah yang biasanya muncul adalah yang berhubungan dengan website yang ditandai dengan status HTTP.

Status ini ada banyak kodenya dan tiap kode mengindikasikan hal yang berbeda-beda – sehingga, praktisi SEO wajib tahu tiap status atau kode HTTP yang muncul.

Pada artikel ini, kamu akan mempelajari apa saja status HTTP yang ada – lengkap dengan penyebabnya.

Penasaran? Yuk, langsung saja kita bahas topik ini!

5 Status HTTP (Lengkap)

Secara garis besar, status HTTP bisa kita bagi jadi lima kategori. Berikut adalah penjelasan lengkapnya.

2xx (Success)

2xx (success) menandakan kalau server berhasil menerima dan menyetujui permintaan HTTP. Beberapa jenis kode dalam 2xx antara lain:

1. 200 (success)

Kode 200 menunjukkan kalau status permintaan HTTP sudah berjalan dengan baik.

Artinya, page di websitemu bisa tayang dengan normal dan server bisa mengirim resource yang diminta.

2. 201 (created)

201 menunjukkan kalau permintaan sudah terkirim dan server sudah berhasil membuat resource. Google bisa melanjutkan pages tersebut ke proses indexing.

3. 202 (accepted)

Kode 202 artinya server sudah berhasil menyetujui permintaan.

4. 204 (no content)

Kode 204 artinya server berhasil menyetujui permintaan. Tapi, page tersebut gak mengandung konten apapun. Pada laporan pengindeksan pages, GSC bisa nampilin halaman ini sebagai soft 404.

3xx (Redirection)

Kode 3xx pada status HTTP menunjukkan arti kalau ada redirection atau pengalihan halaman.

Arti redirection yaitu user agent harus melakukan proses yang lebih panjang untuk sampai ke lokasi tujuan. Hal ini bisa terjadi karena adanya pemindahan lokasi konten.

Beberapa contoh kode 3xx yaitu:

1. 301 (moved permanently)

Kode 301 artinya kalau konten yang kamu tuju sudah pindah ke lokasi baru secara permanen. Lokasi atau alamat baru itu nantinya harus menjadi URL kanonis.

2. 302 (found)

302 adalah kode yang menunjukkan kalau konten yang kamu cari pindah ke lokasi baru – namun hanya sementara (temporary).

Alamat baru dari konten tersebut gak harus jadi URL kanonis.

3. 303 (see other)

303 adalah kode yang menunjukkan kalau kamu akan dialihkan ke halaman lain. Tapi gak ke resource yang baru diupload.

Kode ini biasanya muncul karena ada permintaan POST, HTTP PUT, atau DELETE.

4. 304 (not modified)

Kode 304 artinya sumber daya yang diminta gak berubah sejak tersimpan di dalam cache (kontennya masih sama seperti terakhir kali dicrawl).

5. 307 (temporary redirect)

Sama seperti 302.

6. 308 (moved permanently)

Sama seperti 301.

Redirect Link – Definisi, Manfaat, Jenis, dan Penerapannya

4xx (Client Errors)

Status HTTP 4xx menunjukkan kalau terjadi error dari sisi client (pihak website). Contoh kode 4xx adalah.

1. 400 (bad request)

Kode 400 adalah problem dari klien saat proses validasi permintaan batal untuk diproses. Biasanya karena cookie gak valid atau cache DNSnya gak sinkron.

2. 401 (unauthorized)

Kode 401 bisa muncul karena server gak punya kredensial autentikasi yang valid.

3. 403 (forbidden)

403 ini mirip seperti 401 – terjadi penolakan request. Tapi, 403 bisa saja terjadi meskipun ada kredensial autentikasi yang valid.

Menurut Blog Hostinger, penyebab paling umum hal ini terjadi karena adanya izin yang gak memadai.

Misalnya, seorang user coba mengakses halaman yang dia gak punya hak aksesnya.

4. 404 (not found)

404 artinya server gak bisa nemuin resource di URL tersebut. Tapi, gak ada informasi apakah page yang dituju gak ada secara permanen atau sementara.

Biasanya terjadi karena reseource di URL memang dihapus, URL salah ketik, atau problem di caching.

5. 410 (gone)

Kode 410 mirip dengan 404. Tapi, sudah terkonfirmasi kalau resource sudah gak ada secara permanen.

6. 411 (length required)

Kode 411 muncul kalau ada permintaan yang gak ada ketentuan content lengthnya.

7. 429 (too many requests)

429 artinya server sedang mengalami kelebihan beban atau kebanyakan request.

5xx (Server Errors)

Kalau 4xx muncul karena error dari client, 5xx bisa muncul karena error dari server. Beberapa contohnya antara lain:

1. 500 (internal server error)

500 ini bisa muncul karena berbagai sebab – rusaknya theme, plugin, atau file .htaccess di WordPress. Intinya status HTTP ini bisa muncul karena adanya kondisi yang gak terduga.

2. 502 (bad gateway)

Kode 502 artinya server nerima respon yang gak valid dari server upstream. Salah satu alasan kenapa ini bisa terjadi karena firewall kadang menganggp request sebagai serangan.

3. 503 (service unavailable)

Kode 503 muncul karena sedang ada masalah sementara – bisa karena maintenance atau kehabisan sumber daya.

Soft 404 Errors

Soft 404 errors adalah status HTTP yang muncul karena sebuah page aslinya gak ada tapi punya kode 200.

Menurut Google Search Central, beberapa penyebanya yaitu:

  • Terputusnya koneksi ke database.
  • Penelusuran internal nunjukkin kalau halaman itu kosong.
  • File JavaScript gak ada atau gak dimuat.
  • Gak adanya file server-side.

Status HTTP dan SEO – Apa Hubungannya?

Status HTTP yang muncul punya kaitan yang erat dengan SEO. Seperti yang kita tahu, cara kerja mesin pencari pasti melewati tiga proses – crawling, indexing, dan ranking.

Kode HTTP 200 menunjukkan kalau pages di websitemu bisa diakses oleh user ataupun mesin pencari dnegan baik. Kalau kontennya berkualitas, tentu ini bagus bagi SEO.

Kode 3xx ini bisa berdampak baik ataupun buruk bagi SEO. 

Kabar baiknya, kalau websitemu memang butuh redirect, histori performa SEO pagemu dengan URL lama masih terus berlanjut dengan URL baru.

Dengan kata lain, kamu gak ngulang dari dari nol. Apalagi kalau pagemu itu datengin traffic yang besar.

Tapi, kabar buruknya adalah redirect ini bisa bikin crawl budget lebih boros. Crawler seperti kerja dua kali karena ia bakal menelusuri dua URL untuk masuk ke satu page.

Jadi, saat bikin URL untuk pages, pikir matang-matang agar kamu bisa meminimalisasi redirection.

Nah, kalau kodenya 4xx atau 5xx, keduanya bisa ngasi dampak buruk ke SEO. Dua status HTTP tersebut nunjukkin kalau crawlers gak bisa mengakses pagesmu.

Kalau itu terjadi, mesin pencari bisa anggap kalau websitemu punya kualitas rendah.

Pahami Status HTTP Agar Proses Monitor SEO Optimal

Status HTTP adalah kode yang nunjukkin gimana kondisi pages di websitemu. Tiap kode punya arti yang beda-beda.

Sebagai praktisi SEO, kamu harus paham arti dari beberapa jenis status HTTP agar bisa tanggap ketika terjadi masalah di websitemu. Kamu bisa cek laporan problem tersebut di Google Search Console.

Kalau masalah tersebut kamu biarkan begitu saja, itu bisa berdampak buruk bagi performa SEO.

Yuk, pahami status HTTP agar proses monitor websitemu bisa lebih optimal!

Kamu ada kritik, saran, atau ide pembahasan? Bisa langsung komentar di bawah, ya!

Sampai jumpa di artikel AndiLearn lainnya!

 

Referensi

https://developers.google.com/search/docs/crawling-indexing/

https://www.hostinger.co.id/tutorial/http-status-code

Yuk, Bagikan ke Lebih Banyak Orang!

Artikel Menarik Lainnya!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *