Bahasa Indonesia sudah mengalami perkembangan sejak merdeka hingga zaman modern. Penggunaan Bahasa Indonesia sendiri pun beragam mulai dari tulis hingga lisan.
Maka dari itu, perlu adanya pedoman berbahasa agar kita bisa memakai Bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Salah satu pedoman Bahasa Indonesia tersebut adalah PUEBI.
Kalau bicara soal pedoman Bahasa Indonesia, umumnya kebanyakan orang tahunya EYD (Ejaan yang Disempurnakan). Nah, padahal ada juga rujukan Bahada Indonesia yang namanya PUEBI.
Lalu, apa bedanya dengan EYD?
Belajar Apa Kita Hari Ini?
Apa Itu PUEBI
PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia) merupakan salah satu rujukan Bahasa Indonesia yang berlaku melalui Peraturan Kemendikbud Nomor 50 Tahun 2015.
Aturan tersebut memberlakukan pedoman ini sebagai rujukan Bahasa Indonesia dalam instansi swasta, pemerintah, hingga kehidupan masyarakat sehari-hari.
Pedoman inilah yang ngarahin kita agar memakai Bahasa Indonesia yang baik dan benar (alias formal).
Kalau kita ingat-ingat lagi, pedoman Bahasa Indonesia sudah mengalami evolusi beberapa kali.
Berawal dari Ejaan Soewandi yang berlaku hingga 1972, berlakunya EYD edisi ke-2 dan ke-3, berlaku PUEBI, hingga saat ini EYD berlaku lagi (tepatnya, EYD edisi ke-5).
Ya, PUEBI ini adalah pengganti dari EYD edisi ke-3. Tapi, saat artikel ini rilis, Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia sebetulnya sudah diganti dengan EYD edisi ke-5 sejak 16 Agustus 2022.
Meskipun begitu, Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia ini masih worth it untuk kita bahas.
Ada beberapa aturan yang berlaku di EYD versi lama akhirnya diupdate di Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia.
Perbedaan PUEBI dengan EYD Edisi ke-3
Ada lima hal mendasar yang membedakan EYD edisi ke-3 dengan PUEBI. Apa saja perbedaan tersebut?
1. Diakritik Pelafalan Vokal [e]
Pada Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia, dijelaskan kalau ada tiga contoh diakritik pelafalan vokal [e] – sedangkan di EYD edisi ke-3 cuma ada dua contoh.
Pada EYD edisi ke-3, dua diakritik pelafalan vokal [e] tersebut adalah [é] (taling tertutup) dan [ê] (pepet).
Contoh penggunaan [é] adalah pada kata sore, ekonomi, lebar, dan enak.
Nah, kalau contoh penggunaan [ê] yaitu emas, bersih, kerja, pergi, dan tipe.
Pada PUEBI, ada contoh ketiga diakritik pelafalan vokal [e], yaitu [è] (taling terbuka). Contohnya yaitu pendek, lelang, beda, dan militer.
2. Diftong [ei]
EYD edisi ke-3 menjelaskan kalau cuma ada tiga diftong – au, ai, dan oi. Nah, kalau di PUEBI ketambahan ei.
Beberapa contoh kata yang menggunakan diftong ei adalah geiser, teis, dan survei.
3. Aturan Penulisan Huruf Kapital
Selama EYD edisi ke-3 masih berlaku, aturan penggunaan huruf kapital yaitu digunakan pada nama gelar kehormatan, keagamaan, keturuan, dan huruf awal nama orang.
Aturan ini kemudian mengalami penyempurnaan di Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia. Huruf awal julukan juga harus menggunakan huruf kapital.
Beberapa contoh julukan adalah Kapten Oleng, Jenderal Warkop, dan sebagainya.
4. Aturan Huruf Tebal
Penggunaan huruf tebal adalah salah satu hal yang mengalami perubahan aturan di Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia. Aturan ini sebetulnya tidak ada di EYD.
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia menjelaskan kalau penggunaan huruf tebal berlaku sebagai penegas dari suatu kalimat atau statement.
Misalnya, saat menegaskan bagian tulisan atau statement yang ditulis miring atau menegaskan judul buku, BAB, dan subbab.
5. Tanda Baca
Perbedaan antara PUEBI dengan EYD yang terakhir adalah terkait tanda baca.
Pada aturan EYD, tanda titik koma (;) cuma berlaku untuk misahin bagian kalimat yang setara atau pengganti tanda hubung.
Nah, kalau di Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia, tanda titik koma juga bisa kamu pakai untuk misahin bagian rincian di dalam kalimat yang sudah memakai tanda koma.
Jadi, kalau sebuah kalimat sudah pakai tanda koma sebelumnya, pas di bagian perinciannya bisa pakai titik koma.
Biar gak bingung kita pakai contoh saja. Contoh kalimatnya seperti di bawah ini.
“Rapat hari ini dihadiri Anton, manajer pemasaran; Dewi, perwakilan Media Sosial; dan Ucok, manajer penjualan.”
Sudah Paham Tentang PUEBI?
Bahasa Indonesia sudah mengalami evolusi seiring perkembangan zaman. Hal ini dibuktikan oleh pedoman Bahasa Indonesia yang sudah beberapa kali update hingga sekarang.
Salah satu pedoman Bahasa Indonesia yang pernah berlaku di Indonesia adalah PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia).
Pedoman ini berlaku sebagai pengganti EYD edisi ke-3.
Ada beberapa hal yang membedakan antara PUEBI dan EYD edisi ke-3 – pelafalan vokal, tanda baca, hingga penggunaan huruf kapital.
Referensi
https://kumparan.com/kabar-harian/apa-itu-puebi-ini-penjelasannya-1wsSw57dKnn/full