Kalimat Aktif dan Pasif dalam Penulisan – Mana yang Lebih Baik?

Kalimat Aktif dan Pasif dalam Penulisan – Mana yang Lebih Baik?

Kalau kamu ingat pelajaran Bahasa Indonesia di sekolah, salah satu hal yang kamu pelajari adalah tentang kalimat aktif dan pasif.

“Ibu memasak nasi.”

“Nasi dimasak oleh ibu.”

Kedua kalimat di atas punya bentuk yang berbeda tapi artinya sama. Setuju? 

Meskipun maknanya sama, penerapan kalimat aktif dan pasif ini ternyata cukup berpengaruh saat kamu nulis artikel atau copywriting.

Apa pengaruhnya?

Apakah menulis dengan kalimat aktif dan pasif punya pengaruh signifikan terhadap kepenulisan?

Apa Itu Kalimat Aktif dan Pasif?

Nah, berikut adalah penjelasan singkat tentang kalimat aktif dan pasif:

1. Kalimat Aktif

Kalimat aktif adalah kalimat yang nunjukkin subjek melakukan suatu aktivitas atau tindakan. Subjek (S) atau pelaku terletak di awal kalimat.

Gampangnya, kalimat aktif biasanya punya formula yaitu S-P-O-K, S-P-O, S-P-K, atau S-P.

Masih ingat formula ini, kan? Kalau gak salah materi S-P-O-K ini pernah kita dapat saat SD atau SMP.

Predikat yang berupa kata kerja biasanya ada imbuhan me-, ber-, atau tanpa imbuhan sama sekali.

Contoh kalimat aktif beserta formulanya yaitu:

  • Ayah memotong rumput di taman (SPOK).
  • Bagas mendribel bola basket (SPO).
  • Mahasiswa sedang berdiskusi saat jam makan siang (SPK).
  • Ibu makan (SP).

2. Kalimat Pasif

Kalimat pasif adalah kalimat yang menunjukkan objek mendapat perlakuan di dalam suatu kegiatan. Pada kalimat pasif, sasaran atau objek (O) terletak di awal kalimat.

Predikat kata kerja pada kalimat pasif punya imbuhan di-, ter-, ter- -an, dan ke- -an

Imbuhan di- nunjukkin kalau objek mendapat perlakuan secara sengaja, sedangkan kalau imbuhan ter- artinya objek dapat perlakukan secara tidak sengaja.

Selain itu, akan ada kata  ini, itu, dan tersebut sebagai kata ganti dari objek. Pada kalimat pasif juga ada kata oleh sebelum subjek.

Beberapa contoh kalimat pasif, antara lain:

  • Dompetku tertinggal di rumah (OPK).
  • Ayam dipotong oleh ibu di dapur (OPSK).
  • Kain itu dilipat dengan perlahan (OPK).

Kapan Pakai Kalimat Aktif atau Pasif?

Meskipun kamu bisa menjelaskan satu pernyataan dengan kalimat aktif ataupun pasif, kedua jenis kalimat itu tentu punya kesan yang berbeda di dalam penulisan. Termasuk juga saat menulis artikel.

Menurut Ivan Lanin dalam artikelnya di Medium, pernyataan dengan kalimat aktif punya kesan lebih jelas dan efektif daripada kalimat pasif.

Ivan Lanin juga jelasin kalau penulis dan jurnalis menganggap tulisan aktif lebih baik di banyak kondisi karena alasan di atas.

Tapi, kalimat pasif juga punya kelebihan tersendiri dalam penulisan. Ada beberapa kondisi yang buat kalimat pasif lebih baik, antara lain:

1. Pelaku (S) Punya Peran Kurang Penting

Kalau kamu ingin buat kalimat yang fokusnya ke sasaran (O), memakai kalimat pasif akan lebih baik. Coba bandingkan dua kalimat di bawah ini.

  • Baju ini sudah dibeli oleh jutaan orang. (pasif)
  • Sudah jutaan orang sudah membeli baju ini. (aktif)

Kondisi ini bisa kamu pakai kalau sedang promosi produk/jasa dari sebuah brand lewat konten ataupun copywriting.

2. Pelaku Tidak Diketahui

Kalimat pasif juga lebih baik dipakai saat pelaku tidak diketahui. Di bawah ini adalah contohnya.

  • Perhiasan itu dicuri. (pasif)
  • Seseorang mencuri perhiasan itu. (aktif)

Lebih efektif kalimat pasif, kan?

3. Pelaku Tidak Disebutkan

Kasus atau kondisi ketiga kalimat pasif lebih baik daripada kalimat aktif yaitu saat pelaku (S) tidak disebutkan. Bandingkan kedua kalimat di bawah ini!

  • Piring ini harus dicuci. (pasif)
  • Kamu harus mencuci piring ini. (aktif)

Menurut Ivan Lanin, kalimat pasif bisa kamu pakai kalau ingin menyampaikan pesan yang lebih sopan dan implisit.

Sudah Paham Kalimat Aktif dan Pasif dalam Kepenulisan?

Penjelasan tentang kalimat aktif dan pasif pernah kita dapat di mata pelajaran Bahasa Indonesia. Kamu bisa menggunakan kalimat aktif ataupun pasif saat menyampaikan satu pesan.

Tapi, penggunaan kedua jenis kalimat ini perlu kamu perhatikan di dunia kepenulisan.

Ada saatnya kamu lebih baik menggunakan kalimat aktif, ada juga saatnya lebih baik menggunakan kalimat pasif.

Memakai kalimat aktif dan pasif di waktu yang tepat bisa membuat tulisanmu lebih efektif dan engaging – baik di dalam content writing ataupun copywriting.

Kamu punya saran, kritik, atau ide pembahsan? Jangan sungkan komentar di bawah, ya!

See you di artikel lainnya!

 

Referensi

https://www.brainacademy.id/blog/kalimat-aktif-kalimat-pasif

https://ivanlanin.medium.com/kapan-kalimat-pasif-perlu-dipakai-ae90ab74c6ba

Yuk, Bagikan ke Lebih Banyak Orang!

Artikel Menarik Lainnya!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *