Content Pillar – Solusi Ide Konten Ngalir Terus

Content Pillar – Solusi Ide Konten Ngalir Terus

Konten adalah salah satu elemen paling penting dalam proses marketing karena pasti terlibat di semua jenis tahapan strategi marketing – awareness, consideration, hingga conversion.

Tapi, proses bikin konten gak selalu bisa berjalan mulus. 

Ada kalanya kita merasa mentok saat nyari ide konten yang segar.

Kamu sendiri pernah mengalaminya?

Nah, memanfaatkan content pillar adalah solusi yang bisa bikin proses nyari ide konten lebih mudah.

Apa itu sebenarnya content pillar? Gimana konsep dan cara membuatnya?

Yuk, langsung saja baca artikel ini sampai habis agar ide konten bisa ngalir terus.

Apa Itu Content Pillar?

Content pillar adalah topik utama dari konten yang bisnismu jalankan di berbagai platformwebsite, media sosial, email, iklan, dan lainnya.

Gampangnya, topik utama ini adalah fokus awal untuk membuat topik spesifik (sub topik) yang nantinya kamu pakai untuk buat konten.

Sebagian orang juga menamai istilah ini sebagai pillar page, terutama dalam penerapan konten di website.

Pillar page ini harus terhubung dengan sub topik yang nantinya bersama-sama membentuk topic cluster.

Yuk, kita pakai contoh agar lebih gampang dipahami!

Misalnya, kamu punya topik utama “Marketing” sebagai content pillar

Nah, saat bikin halaman topik utama Marketing di website, kamu kasi nama pagenya “Belajar Konsep Dasar Marketing”. Page inilah yang kita sebut sebagai pillar page.

Lalu, kamu kembangkan topik “Marketing” ini ke beberapa sub topik yang relevan. Sub topik inilah yang kita sebut topic cluster.

Kalau topik utamanya “Marketing”, ambil contoh topic clusternya yaitu “Branding”, “Strategi Marketing”, “Riset Pasar”, dan “Digital Marketing”.

Kerangkanya seperti di bawah ini.

hierarki content pillar dan topic cluster
Hierarki content pillar dan topic cluster

Manfaat Content Pillar untuk Konten

Manfaat yang bisa kamu peroleh dari penerapan content pillar untuk pembuatan konten yaitu: 

  • Sebagai panduan kita dalam membuat konten.
  • Lebih rapi saat mengatur konten apa saja yang akan tayang di website ataupun media sosial.
  • Menunjukkan kredibilitas kita dalam satu topik tertentu (topical authority).
  • Bisa meningkatkan traffic yang sesuai dengan brand.

Dijamin Jitu! Ini Dia 13 Cara Menemukan Ide Konten Tanpa Batas

Konsep Content Pillar

Kita sudah tahu kalau content pillar bisa kita jadikan sebagai “peta” untuk membuat konten website ataupun sosial media. 

Praktik ini pun bisa kita eksplor dari sub topik untuk membuat topik yang beragam.

Tapi, sub topik bukan satu-satunya konsep dalam penerapan content pillar.

Ada beberapa konsep atau perspektif yang bisa kamu manfaatkan saat menerapkan content pillar

Nantinya, saat kamu ingin buat konten, kamu bisa kombinasikan beberapa konsep ini agar kontenmu makin menarik dan relate dengan audiens. 

Tinggal sesuaikan saja dengan media yang kamu pakai untuk menyebarkan konten.

Beberapa konsep content pillar yang bisa kamu pakai selain dari sub topik, yaitu:

1. Jenis Konten

Jenis konten adalah salah satu konsep content pillar yang bisa kamu pakai untuk membuat konten yang segar dan kreatif. 

Konsep ini mengacu pada tujuan sebuah konten dibuat – mengedukasi, menghibur, dan menginspirasi.

Dalam konsep ini, ada empat jenis konten yang bisa kamu coba, antara lain:

  • Edukasi – konten dengan tujuan memberi informasi pada audiens. Contohnya tutorial, infografis, FAQ, how-to, dan sebagainya.
  • Hiburan – sesuai namanya, konten ini tujuannya untuk menghibur. Misalnya kuis, polling, meme, ataupun video lucu.
  • Promosi – konten ini bertujuan untuk promosi. Misalnya review, testimoni, studi kasus, ataupun demo produk
  • Inspirasi – pembuatan konten jenis ini ditujukan untuk menginspirasi audiens. Contohnya quotes, behind the scene, dan user-generated content

2. Tahapan Customer

Tahapan customer pun juga bisa kamu manfaatkan untuk membuat konten yang tepat sasaran dan sesuai dengan kebutuhan audiens.

Beberapa konsep tahapan customer yang bisa kamu pakai adalah marketing funnel, customer awareness, dan marketing flywheel.

3. Bentuk Konten

Bentuk konten juga bisa dipertimbangkan agar konten yang kamu sajikan lebih bervariatif.

Beberapa contoh bentuk konten yang bisa kamu eksekusi di media sosial, iklan, ataupun email yaitu storytelling, wawancara, monolog, dan point of view (POV).

Ada juga bentuk content pillar yang bisa kamu coba kalau platformnya website seperti 10x pillar pages dan resource pillar page.

Cara Mengembangkan Content Pillar

Berikut adalah beberapa cara mengembangkan content pillar yang efektif, yaitu:

1. Tentukan Topik dan Sub Topik

Hal pertama yang bisa kamu lakukan yaitu dengan tentukan topik utama dari konten yang ingin kamu sajikan. Langkah ini berlaku, apapun platform yang kamu pakai.

Pastikan topik yang kamu pilih sesuai dengan kebutuhan audiens dan apa yang brandmu tawarkan.

Gimana caranya tahu kebutuhan audiens? Lakukan market research!

Setelah kamu tahu topik utama yang akan diangkat, buatlah sub topik yang relevan dengan topik utama tersebut.

2. Riset Kompetitor

Riset kompetitor adalah cara yang bisa kamu lakukan untuk menambah referensi content pillarmu.

Langkah ini gak cuma bisa untuk cari tahu sub topik kompetitor. Riset kompetitor juga bisa kamu pakai untuk cari tahu jenis dan bentuk konten dari mereka.

Tapi, sekali lagi, sesuaikan dengan identitas brand dan profil dari audiensmu.

Misalnya, kalau image brandmu adalah profesional dan serius, konten hiburan dalam bentuk meme mungkin bukan ide yang bagus.

3. Lakukan Audit Konten

Kalau misalnya kamu sudah punya konten sebelumnya, audit konten bisa kamu lakukan.

Langkah ini bertujuan agar kamu tahu apakah kontenmu yang sebelumnya sudah sesuai dengan content pillar yang kamu rencanakan.

Selain itu, langkah ini juga mencegah kamu untuk membuat konten duplikat.

Audit Konten untuk SEO – Penting atau Tidak?

4. Buat Content Pillar Berdasarkan Sub Topik

Setelah rencanamu sudah matang, sekarang kamu bisa buat content pillar berdasarkan sub topik tersebut.

Kamu bisa buat kerangkanya dan jadikan patokan setiap kali kamu buat konten.

Kalau media yang kamu pakai adalah website, jangan lupa untuk membuat pillar pages untuk topik utama dan cluster pages untuk sub topik.

5. Kombinasikan Konsep Content Pillar Lainnya

Langkah selanjutnya adalah dengan mengkombinasikan konsep content pillar lainnya saat kamu membuat konten.

Selama kamu mengkombinasikan beberapa konsep ini, sesuaikan juga dengan media yang kamu pakai.

Misalnya, konten hiburan dalam bentuk meme lebih cocok dipakai kalau platformnya media sosial. 

6. Manfaatkan Internal Link

Memanfaatkan internal link adalah langkah wajib kalau pakai platform website.

Internal link akan memudahkan audiens dalam memahami hubungan antar artikel dan sub topik di dalam websitemu.

Selain itu, tautan internal juga memudahkan Google dalam memahami isi dan hubungan antar page yang ada di website. Tentu, praktik ini bagus untuk SEO.

Internal Link – Pengertian, Jenis, dan Cara Optimasinya dalam SEO

7. Promosikan Kontenmu

Cara terakhir mengembangkan content pillar adalah promosikan kontenmu.

Apapun mediamu, jangan lupa lakukan langkah ini agar kontenmu makin banyak dilihat oleh target audiens.

Ide Sudah Mentok? Content Pillar Solusinya!

Kondisi “mentok” adalah situasi yang paling menantang ketika lagi nyari ide konten yang fresh dan baru.

Tapi, hal itu bisa kamu kurangi kalau sudah punya content pillar.

Content pillar bisa membantumu dalam mencari ide konten baru. Entah itu topik, jenis konten, ataupun cara kamu mengemas konten tersebut.

Kalau kamu sudah menerapkan praktik ini saat bikin konten, dijamin ide akan ngalir terus!

Punya masukan, kritik, atau ide pembahasan? Jangan lupa share di kolom komentar, ya!

Akhir kata, selamat berkarya!

 

Referensi

https://www.madisonmarketing.com/blog/what-are-pillar-pages-10x-content-and-resource-pillars-explained-with-examples

https://www.semrush.com/blog/building-high-performing-content-pillars/

https://buffer.com/resources/content-pillars-for-social-media/

Yuk, Bagikan ke Lebih Banyak Orang!

Artikel Menarik Lainnya!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *